Apa itu Hubungan Bilateral?

Hubungan bilateral — atau bilateralisme — mengacu pada hubungan antara dua wilayah independen. Faktor budaya, ekonomi, dan politik mempengaruhi hubungan ini. Dengan demikian, hubungan ini mungkin bersifat diplomatik atau bermusuhan. Bilateralisme positif terdiri dari jenis aliansi yang paling umum.
Daerah mandiri memiliki banyak alasan untuk mencari hubungan yang positif dengan daerah lain. Pertama, kedua wilayah mungkin merupakan tetangga fisik, dan dengan demikian koeksistensi yang harmonis nyaman dan bermanfaat bagi masing-masing pihak. Kesamaan budaya dapat semakin memperkuat dan memperkuat ikatan bilateral. Kawasan yang bersahabat, dimanapun lokasinya, dapat menjadi mitra dagang bilateral yang kuat dan dengan demikian meningkatkan perekonomian dan perdagangan. Negara-negara diplomatik juga dapat menjadi sekutu militer yang bertahan lama, menawarkan bantuan, penggunaan lahan, dan sumber daya penting pada saat krisis militer.

Kedua kawasan umumnya akan menerapkan berbagai langkah untuk membina hubungan diplomatik yang positif. Setiap wilayah dapat mengangkat duta besar diplomatik, atau perwakilan regional, di wilayah lain. Perwakilan ini akan bertindak sebagai penghubung antara kedua wilayah, mempromosikan harmoni dan persatuan politik. Para kepala daerah juga dapat melakukan berbagai kunjungan lintas daerah untuk bertemu dengan pejabat pemerintah dan juga untuk membina itikad baik masyarakat.

Perjanjian atau kesepakatan formal adalah komponen penting lain dari hubungan bilateral diplomatik. Perjanjian tersebut mungkin memerlukan deklarasi formal perdamaian dan aliansi militer. Perjanjian hubungan ekonomi dan perdagangan antar daerah juga dapat mempererat hubungan.

Hubungan bilateral berbeda dari unilateralisme dan hubungan multilateral: yang pertama biasanya menggambarkan wilayah nakal yang membuat keputusan penting secara independen dari wilayah lain sementara yang terakhir melibatkan hubungan di antara beberapa wilayah. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Perdagangan Dunia adalah dua contoh utama organisasi multilateral. Entitas tersebut dapat mengutuk perjanjian dua pihak atas dasar eksklusivitas mereka, penggunaannya sebagai alat pengungkit oleh negara-negara kaya, dan kemungkinan mereka untuk efek samping negatif seperti menaikkan pajak. Para pendukung kontra bilateralisme yang merampingkan kesepakatan untuk dua pihak mengurangi kemungkinan perselisihan dan membuat aspek teknis dari setiap kesepakatan lebih mudah untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, kompromi dan mediasi menjadi jauh lebih efisien.

Meskipun hubungan bilateral biasanya merujuk pada diplomasi antara dua wilayah, secara umum istilah tersebut juga dapat merujuk pada hubungan yang kurang positif. Satu wilayah dapat, misalnya, memberlakukan embargo perdagangan di wilayah lain, sehingga mengurangi bantuan komersial dan keuangan yang dapat diberikan oleh wilayah satu sama lain. Deklarasi perang adalah contoh yang lebih jelas dari hubungan bilateral yang negatif. Dalam beberapa kasus, satu wilayah dapat mendekati wilayah lain yang memiliki hubungan diplomatik dengan wilayah ketiga untuk membangun hubungan positifnya sendiri dengan wilayah ketiga. Kompromi sosial, politik, dan ekonomi adalah kunci keberhasilan hubungan bilateral ini atau jenis lainnya.