Apa Itu Segitiga Emas?

Segitiga Emas adalah wilayah Asia Tenggara yang terkenal dengan produksi opiumnya. Sejak 1950-an, Segitiga Emas dan Bulan Sabit Emas yang berdekatan telah mendominasi produksi opium di seluruh dunia, dengan perdagangan narkoba di wilayah ini menjadi masalah serius. Seiring dengan perdagangan opium dan heroin, muncul isu-isu seperti kekerasan, dugaan perdagangan manusia, dan konversi lahan pertanian menjadi ladang opium.

Sejarah opium di wilayah ini panjang dan sangat kompleks. Opium poppy tampaknya berasal dari wilayah Segitiga Emas, meskipun sejarah opium begitu panjang sehingga agak sulit untuk menjelaskan asal usul tanaman tersebut. Namun, opium tidak banyak digunakan sebagai obat rekreasi di Asia Tenggara sampai Perang Candu yang terkenal pada tahun 1800-an.

Pada 1800-an, pedagang Inggris di Asia Tenggara harus memenuhi permintaan yang tinggi akan barang-barang Cina dan Asia di Eropa. Orang-orang menginginkan porselen, sutra, dan berbagai macam ekspor lainnya, tetapi orang Cina tidak begitu tertarik pada barang-barang Inggris, sehingga memaksa para pedagang untuk membayar dalam mata uang keras, bukan dalam perdagangan. Pengaturan ini tidak memuaskan banyak pedagang, sehingga Inggris mulai menyelundupkan opium ke India dan Cina, dengan tujuan membuat orang kecanduan zat itu untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar.

Di Cina, pemerintah tidak senang dengan keadaan ini, dan berusaha untuk menegakkan undang-undang narkoba, memicu Perang Opium. Pada akhirnya, Inggris mampu memaksa Cina untuk menyerahkan wilayah dan membuka perbatasannya untuk perdagangan, dan banyak negara kolonial lainnya mengikutinya, yang membuat pemerintah Cina frustrasi. Perang Opium menyebabkan peningkatan permintaan dan produksi opium di wilayah tersebut, menyiapkan panggung untuk pertumbuhan Segitiga Emas.

Pada 1950-an, negara-negara di Bulan Sabit Emas, yang meliputi Afghanistan dan Pakistan, mulai menindak produksi opium. Sebagai tanggapan, produksi dipindahkan ke Thailand, Laos, Myanmar, dan Vietnam, wilayah yang kemudian dikenal sebagai “Segitiga Emas” mengacu pada keuntungan opium besar yang membanjiri daerah tersebut. Pertumbuhan industri opium di wilayah tersebut terbukti eksplosif, dan pengedar narkoba juga mulai memproses opium untuk membuat heroin dan turunan lainnya, dengan tujuan membuat produksi narkoba semakin menguntungkan.

Undang-undang narkoba di beberapa negara dalam Segitiga Emas cukup kejam, membuat produksi dan penjualan opium menjadi bisnis yang berisiko. Namun, di daerah miskin, petani mungkin menganggap risiko opium sepadan dengan manfaatnya, karena opium jauh lebih menguntungkan daripada beras dan tanaman pangan lainnya. Akibatnya, produksi narkoba di daerah tersebut terus meningkat. Tindakan keras terhadap produksi di Afghanistan setelah invasi Amerika pada tahun 2001 juga menyebabkan peningkatan pertumbuhan di Segitiga Emas.