Apa itu Exit Polling?

Exit polls adalah jajak pendapat informal atau survei yang diambil di antara orang-orang yang diambil sampelnya secara acak saat mereka meninggalkan bilik suara pada hari pemilihan. Survei informal ini menanyakan kepada individu siapa yang mereka pilih, bagaimana mereka memberikan suara pada inisiatif pemungutan suara, dan isu apa yang paling berdampak pada suara mereka, serta menanyakan beberapa informasi pribadi. Tujuan nyata dari exit poll adalah untuk memberikan bantuan dalam membuat prediksi mengenai hasil pemilu. Sementara exit poll dapat memberikan beberapa wawasan menarik tentang suasana hati dan susunan pemilih, exit poll tidak selalu merupakan analisis yang akurat dari hasil akhir pemilihan.

Untuk mengumpulkan sampel yang masuk akal untuk exit poll, sejumlah daerah akan dipilih terlebih dahulu dan sejumlah pemilih dari setiap daerah akan disurvei. Mereka yang melakukan pemungutan suara akan menghitung begitu banyak orang saat mereka meninggalkan tempat pemungutan suara dan memilih satu orang untuk diwawancarai untuk setiap begitu banyak orang yang keluar. Pola ini membantu menjaga pengambilan sampel tetap acak dengan memilih individu pada periode waktu yang berbeda selama jam pemungutan suara reguler. Dengan menyebarkan sampel, di antara pemilih pagi, siang, dan malam, lembaga survei dapat memperoleh serangkaian demografi yang lebih beragam.

Demografi mencakup banyak variabel dalam hal exit poll, seperti ras, jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendapatan tahunan, agama, dan tentu saja partai politik. Ada banyak masalah lain, termasuk topik hot button atau “masalah irisan” seperti amandemen pernikahan, masalah pro-kehidupan dan pro-pilihan, kebijakan luar negeri, pengeluaran domestik, dan banyak lagi. Mereka yang melakukan exit poll berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari setiap pemilih yang mereka wawancarai. Melakukan hal itu membantu mereka dalam membangun suasana hati pemilih secara keseluruhan serta dalam menentukan jumlah pemilih untuk basis partai politik tertentu dan kelompok kepentingan khusus atau blok suara.

Setelah exit poll selesai, data dikompilasi dengan beberapa cara berbeda. Pertama, upaya dilakukan untuk memprediksi hasil pemilu secara keseluruhan dan kemudian diamati dinamika lainnya. Misalnya, jika tingkat partisipasi pemilih tinggi dan perempuan merupakan persentase yang besar dari jumlah pemilih, maka jumlahnya dapat dipecah lagi menjadi beberapa kategori seperti perempuan lajang, perempuan menikah, ibu, perempuan lanjut usia, dan sebagainya. Jika kaum muda memiliki partisipasi yang kuat, angka-angka tersebut mungkin menunjukkan bahwa mahasiswa memilih dalam jumlah yang lebih tinggi daripada pemilih muda yang tidak melanjutkan pendidikan mereka.

Ada banyak yang bisa dipelajari dari exit poll. Semakin rinci survei dan semakin banyak orang yang diwawancarai, semakin banyak yang dapat dipelajari tentang suasana hati dan tren saat ini yang ditunjukkan oleh pemilih. Exit poll dapat membantu tidak hanya dalam mempersiapkan platform kampanye di masa depan, tetapi juga dalam menentukan jenis kebijakan yang harus atau tidak boleh didukung oleh kandidat jika mereka berharap untuk terpilih kembali.