Pemberontakan adalah pemberontakan kelompok yang terorganisir melawan otoritas yang mapan, biasanya dengan aspek konspirasi di antara para penyelenggara. Istilah ini biasanya digunakan dalam konteks militer, karena memiliki rantai otoritas yang jelas dan sangat mudah untuk diganggu dengan cara ini. Ini juga digunakan untuk membahas pemberontakan di kapal, yang memiliki sistem organisasi yang mirip dengan yang digunakan di militer. Biasanya, pemberontakan muncul karena keluhan dari pihak pemberontak.
Kata tersebut berasal dari kata kerja bahasa Inggris yang sudah usang, “memberontak,” diambil dari bahasa Prancis pemberontak, “untuk memberontak.” Namun, konsepnya telah ada jauh sebelum kata itu sendiri. Dokumentasi sejarah pemberontakan berasal dari zaman Yunani dan Romawi Kuno, ketika tentara dan tentara bayaran terkadang menyerang atasan mereka karena berbagai alasan. Secara historis, tindakan ini telah dihukum berat untuk mencegah peniru.
Biasanya, pemberontakan mencakup beberapa penyelenggara dan sekelompok orang yang penyelenggara telah berhasil bersekutu dengan tujuan mereka. Pemberontakan mungkin melibatkan kekerasan, seperti halnya pemberontakan di Bounty, atau mungkin tidak berdarah, dalam contoh tentara menolak untuk mengangkat senjata di parit Perang Dunia Pertama. Kekuatan pemberontakan terletak pada kontraversi otoritasnya, yang bisa menakutkan bagi pemerintah atau kapten kapal, karena sepenuhnya mengganggu apa yang dianggap sebagai sistem statis. Ancaman tersebut berpotensi sangat mengganggu stabilitas seluruh pemerintahan, jika dilakukan dalam skala yang cukup besar.
Pemberontakan paling berhasil ketika melibatkan sekelompok besar aktor, karena itu mengesankan figur otoritas dengan keseriusannya. Pemberontakan kecil dengan hanya beberapa individu juga dapat dengan cepat dipadamkan dan dibungkam, sementara pemberontakan yang lebih besar akan menarik perhatian dan potensi pemberontak tambahan. Militer modern memiliki langkah-langkah untuk mencegah pemberontakan, termasuk kondisi kerja yang lebih masuk akal. Akibatnya, tindakan pemberontakan kelompok jarang terjadi, meskipun tindakan pembangkangan individu pasti masih terjadi.
Seringkali, pemberontakan menyerupai pemogokan, karena dimaksudkan untuk menghasilkan kondisi kerja yang lebih baik. Khususnya di atas kapal, pria sering menahan mereka untuk mendapatkan makanan yang lebih baik atau jam kerja yang lebih pendek. Dalam kasus lain, ini dimaksudkan untuk menggulingkan otoritas yang ada, suatu tindakan yang mungkin lebih mirip dengan pembajakan. Pemogokan berpotensi lebih mudah ditangani, karena individu yang bertanggung jawab mungkin dapat memenuhi tuntutan para pemberontak tanpa mengorbankan diri mereka sendiri.