Apa Perbedaan Antara Renaisans dan Pencerahan?

Renaisans dan Pencerahan menyebutkan dua periode sejarah Eropa yang sangat berbeda. Mereka berdua menggembar-gemborkan perubahan besar dalam budaya, seni, filsafat, sains, dan matematika. Renaisans dikaitkan dengan kemajuan dalam sastra, arsitektur, humanisme, dan ekonomi dunia, sedangkan Pencerahan dikaitkan dengan metode ilmiah, industrialisasi, rasionalitas, astronomi, dan kalkulus.

Renaisans terjadi selama abad 14-16, setelah Abad Pertengahan. Dalam bahasa Prancis, namanya diterjemahkan sebagai “kelahiran kembali,” yang berarti bahwa ini adalah Zaman Keemasan pemikiran dan produksi artistik, budaya, dan intelektual. Selama era ini, kontribusi besar dibuat untuk musik, astronomi, lukisan, arsitektur, puisi, drama, dan filsafat. Beberapa orang terkenal pada periode ini termasuk Galileo, Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Niccolo Machiavelli.

Inovasi keuangan, politik, dan teknologi berkontribusi pada ledakan peradaban ini. Wabah Hitam membunuh banyak orang tetapi akhirnya mendistribusikan kembali kekayaan, memetakan kembali kota-kota, dan membangun kelas menengah yang melek huruf. Pers Gutenberg memungkinkan orang untuk menerjemahkan dan mendistribusikan materi tertulis secara luas. Munculnya pembangunan kapal dan navigasi laut memungkinkan hubungan ekonomi yang lebih erat antara seluruh Eropa dan Timur, belum lagi Dunia Baru. Pengetahuan dapat diakses ketika teks Yunani dan Romawi diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Italia, Prancis, dan Inggris, sehingga para sarjana dapat memperluas kebijaksanaan Kuno.

Dari sekitar 1650-1800, Eropa dan Dunia Baru mengalami Pencerahan yang memperkenalkan paradigma baru moralitas. Ini juga merupakan periode penemuan, tetapi umumnya terbatas pada bidang sains, matematika, dan teknologi. Logika dan nalar berkuasa ketika para pemikir menjadi yakin bahwa masyarakat dan alam seperti mesin raksasa yang bersatu, yang meskipun mungkin rumit, pada akhirnya dapat dibongkar, dipelajari, dan dikuasai. Metode ilmiah, yang mengandalkan gagasan pengamatan objektif yang mengarah pada kesimpulan yang dapat diverifikasi, mendorong perkembangan astronomi, filsafat, kedokteran dan fisiologi, transportasi, kimia, dan etika.

Data empiris tiba-tiba menggantikan anggapan takhayul orang tentang bagaimana dunia berfungsi dengan menjelaskan fenomena mistik seperti kilat, gerhana, penyakit, atau halusinasi. Otoritas baru di bagian dunia ini adalah penelitian dan sains, bukan Gereja dan Tuhan. Charles Darwin, Isaac Newton, Galileo Galilei, dan Gottfried Liebnitz dikaitkan dengan bidang ilmu baru seperti kalkulus, kosmologi, dan fisika. Masyarakat menghargai kebenaran dan perolehan pengetahuan sebagai pengejaran berharga yang menginformasikan filsafat. Perilaku etis untuk memperlakukan semua orang secara adil dijelaskan dalam risalah oleh Thomas Hobbes dan Baruch Spinoza.