Apa Itu Revolusi Velvet?

Revolusi Velvet adalah revolusi tanpa kekerasan di Cekoslowakia yang menyebabkan penggulingan pemerintah Komunis yang telah memerintah di negara itu selama lebih dari 40 tahun. Ini sering diperingati bersama dengan protes, demonstrasi, dan pawai lain yang diadakan di negara-negara bekas Soviet pada akhir 1980-an. Sejarah revolusi ini sebenarnya masih diperdebatkan, karena secara historis telah disajikan sebagai serangkaian protes nasional yang spontan, tetapi mungkin telah didukung atau setidaknya diizinkan oleh pemerintah Komunis.

Percikan yang memulai Revolusi Velvet terjadi pada 17 November 1989, ketika polisi anti huru hara menutup demonstrasi mahasiswa yang damai di Praha. Penindasan demonstrasi menyebabkan maraknya demonstrasi serupa di seluruh negeri. Pada saat yang sama, negara-negara Blok Timur lainnya mulai mengalami ketidakstabilan politik, karena pemerintah Komunis negara-negara ini mulai runtuh satu per satu. Pembongkaran Tembok Berlin di Jerman pada 9 November 1989 adalah contoh ikonik dari perubahan suasana politik di Eropa Timur selama periode ini.

Demonstrasi Revolusi Velvet tampaknya mengejutkan pemerintah. Mahasiswa dan pekerja lainnya mulai mogok di seluruh Cekoslowakia, dan mereka mulai bertemu dengan anggota pemerintah dalam upaya mencapai kesepakatan yang akan memuaskan semua pihak. Pada tanggal 24 November 1989, pemerintah mengalami perombakan ketika Sekretaris Jenderal Partai Komunis Cekoslowakia diganti, tetapi ini tidak cukup untuk menopang pemerintahan yang gagal.

Pada 29 November, Parlemen mulai membongkar kerangka politik yang selama ini mendukung Partai Komunis sebagai kekuatan politik utama di Cekoslowakia. Pada 10 Desember, Presiden telah mengundurkan diri setelah menunjuk kabinet baru, membuka jalan menuju pemilihan umum yang diadakan secara demokratis pada Januari 1990. Pada 29 Desember, menjadi jelas bahwa Revolusi Beludru telah berhasil mempengaruhi perubahan tak berdarah pemerintahan di Cekoslowakia, dan rakyat mengakhiri pemogokan dan demonstrasi mereka. Tiga tahun kemudian, negara itu secara damai dipecah menjadi dua negara, Slovakia dan Republik Ceko.

Beberapa sejarawan menyebut Revolusi Beludru sebagai Revolusi Lembut, terutama di Slovakia. Revolusi menunjukkan bahwa sebenarnya mungkin untuk mengubah pemerintahan tanpa kekerasan. Kekacauan sosial yang disebabkan oleh pemogokan dan demonstrasi Revolusi Beludru membuat pemerintah menyadari perlunya perubahan, terutama jika dilihat dalam konteks runtuhnya Komunisme di seluruh Blok Timur.