Apa Stereotip Umum Politisi?

Ada banyak stereotip yang sering diterapkan pada politisi. Beberapa yang paling umum adalah yang menggambarkan politisi sebagai tidak jujur ​​atau serakah. Demikian pula, seorang politisi stereotip sering mengejar masalah politik bukan karena dia peduli, tetapi karena hal itu menguntungkannya dalam beberapa hal. Stereotip politisi juga menggambarkan orang-orang ini percaya bahwa mereka berhak atas lebih dari orang lain atau menggunakan keterampilan berbicara di depan umum untuk memanipulasi.

Salah satu stereotip politisi yang paling umum adalah bahwa mereka biasanya tidak jujur, dan banyak yang menyuarakan pendapat bahwa pemilih tidak boleh mempercayai politisi karena hal ini. Bahkan, beberapa menyatakan bahwa orang yang mencalonkan diri untuk jabatan politik hanya memberi tahu pemilih apa yang ingin mereka dengar sebelum mereka terpilih. Belakangan, sebagian orang percaya bahwa pejabat terpilih hanya tertarik untuk mengejar agenda mereka sendiri. Mengikuti ide ini, seseorang mungkin mengharapkan seorang politisi yang mengklaim dia ingin menurunkan pajak untuk bekerja menuju tujuan yang berlawanan begitu dia tidak lagi membutuhkan suara.

Stereotip umum politisi menegaskan bahwa orang-orang dalam posisi ini tidak mengejar masalah yang benar-benar mereka pedulikan. Sebaliknya, beberapa orang percaya bahwa mereka memilih untuk peduli dengan isu-isu yang disajikan oleh orang-orang dan kelompok-kelompok yang menyumbangkan sejumlah besar uang untuk kampanye mereka. Jika ini terbukti benar, itu berarti bahwa setiap perubahan yang dia bantu lakukan adalah karena dia, dengan cara tertentu, dibayar untuk melakukannya daripada percaya bahwa penyebabnya penting atau memiliki hasrat sejati untuk perubahan.

Stereotip politisi juga termasuk menggambarkan mereka sebagai merasa berhak. Beberapa stereotip menggambarkan politisi sebagai individu egois yang percaya bahwa mereka berhak atas segalanya, bahkan jika mayoritas konstituen mereka memiliki sedikit. Misalnya, politisi sering distereotipkan sebagai orang yang makan makanan yang menghabiskan banyak uang, merokok cerutu mahal, minum minuman beralkohol premium, dan menghabiskan banyak waktu mereka untuk bermain golf atau bersosialisasi — semua berkat pembiayaan pembayar pajak. Beberapa stereotip juga menggambarkan mereka cenderung mengambil liburan mewah ketika mereka seharusnya bekerja.

Keterampilan berbicara di depan umum juga sering dimasukkan dalam stereotip politisi. Mereka sering digambarkan sebagai pembicara publik yang baik yang banyak bicara tetapi tidak benar-benar mengatakan sesuatu yang nyata, konkret, atau bernilai. Politisi sering digambarkan sebagai lingkaran pembicaraan di sekitar orang lain untuk menghindari berkomitmen pada apa pun atau memberikan jawaban pasti atas pertanyaan. Secara stereotip, pidato mereka dipandang sangat manipulatif.