Apakah Latihan Militer Selalu Berjalan Sesuai Rencana?

Perang adalah neraka, tetapi bahkan bersiap untuk perang bisa sangat berbahaya. Salah satu contoh yang tidak menguntungkan terjadi pada tahun 1944, ketika militer Amerika bersiap-siap untuk invasi Normandia dengan harapan mengakhiri Perang Dunia II. Karena operasi itu begitu besar, komandan AS memutuskan untuk menjalankan latihan yang dikenal sebagai Latihan Harimau, menyiapkan delapan kapal pendarat tank di daerah Selat Inggris yang dikenal sebagai Teluk Lyme, di lepas pantai Devon dan Dorset.

Kapal-kapal itu membawa ratusan prajurit dan peralatan. Meskipun amunisi hidup digunakan untuk membuat latihan terasa nyata, itu semua seharusnya dilakukan dengan tenang dan rahasia. Tetapi ada begitu banyak obrolan di radio sehingga sekelompok kapal penyerang Jerman menjadi curiga dan mengetahui operasi tersebut. Tanpa kehadiran kapal perusak untuk melindungi mereka — salah satunya telah ditugaskan tetapi ditarik kembali untuk diperbaiki — kapal-kapal AS menjadi sasaran empuk torpedo.

Pembantaian berikutnya merenggut nyawa hampir 800 orang Amerika (atau mendekati 1,000 menurut beberapa laporan), yang terbunuh dalam pertempuran atau tewas dalam air yang membekukan. Meskipun terjadi bencana, berita kegagalan operasi itu tetap diawasi oleh para pemimpin AS. Fakta akhirnya terungkap beberapa dekade kemudian.

Beberapa fakta mengejutkan tentang D-Day:
Bagian dari keberhasilan invasi Normandia dikreditkan ke keputusan untuk menunda serangan suatu hari, dari 5 Juni hingga 6 Juni 1944, karena ramalan cuaca buruk.
Putra Presiden Teddy Roosevelt, Theodore Jr., adalah bagian dari kelompok Sekutu pertama yang mendarat di pantai Normandia. Dia berusia 56 tahun dan seorang jenderal pada saat itu.
Penulis JD Salinger adalah bagian dari gelombang kedua orang yang mendarat di Normandia, dan dia membawa bagian dari novelnya The Catcher in the Rye bersamanya.