Apa Perbedaan Antara EQ dan IQ?

Emotional Quotient (EQ) adalah cara untuk mengukur bagaimana seseorang mengenali emosi dalam dirinya sendiri dan orang lain, dan mengelola keadaan emosional ini untuk bekerja lebih baik sebagai sebuah kelompok atau tim. Intelligence Quotient (IQ) adalah nilai yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk belajar, memahami, dan menerapkan informasi dan keterampilan dengan cara yang bermakna. Perbedaan utama antara EQ dan IQ adalah bagian mana dari kemampuan mental seseorang yang mereka ukur: memahami emosi atau memahami informasi.

Memahami Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan

Menurut beberapa teori fungsi otak, EQ yang tinggi berarti seseorang percaya diri, sadar diri, dan mampu menangani pengalaman emosional yang sulit. Hal ini sering dikaitkan langsung dengan tingkat keberhasilan yang mungkin dimiliki seseorang di tempat kerja dan dalam hubungan pribadi. Orang dengan EQ tinggi seringkali dapat lebih mengenali dan mengendalikan emosi mereka sendiri, dan mengenali keadaan emosi orang lain untuk menyesuaikan perilaku mereka.

IQ seseorang, di sisi lain, mengukur konsep-konsep seperti penalaran logis, pemahaman kata, dan keterampilan matematika daripada potensi kreatif atau kemampuan emosional. Orang dengan IQ tinggi mungkin dapat mempelajari mata pelajaran tertentu dengan sangat cepat dan membuat hubungan antara ide-ide yang terlewatkan oleh orang lain. Mereka sering memiliki kesuksesan akademis yang luar biasa, meskipun mereka mungkin kesulitan menemukan kelas yang menantang mereka. Namun, kemampuan untuk memperoleh pengetahuan tidak berarti orang dapat mengenali dan mengelola keadaan emosi mereka sendiri.

Korelasi Antara EQ dan IQ

Ada banyak ketidaksepakatan tentang hubungan potensial antara dua hasil bagi ini; tidak jelas apakah yang satu menunjukkan atau berdampak pada yang lain. Kecerdasan emosional seringkali lebih sulit diukur daripada IQ, dan metode yang digunakan cukup berbeda, sehingga tidak mudah untuk membandingkannya secara setara. Ada juga banyak individu dengan IQ sangat tinggi yang tampaknya terbatas dalam hal keterampilan sosial dan pengenalan emosional. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa mereka adalah aspek yang berbeda dari pikiran manusia dan harus dipertimbangkan secara terpisah.

Mengukur EQ dan IQ

Orang-orang telah mengukur IQ lebih lama daripada EQ. Tes IQ modern pertama dikembangkan pada awal abad ke-20; meskipun beberapa aspek kecerdasan emosional telah dipertimbangkan sejak saat itu, tes EQ benar-benar tidak dikembangkan sampai tahun 1990-an. Banyak modifikasi pada tes ini telah dibuat sejak saat itu, dan ada model yang bersaing tentang cara mengukur hasil bagi ini dengan paling akurat.

Tes IQ biasanya melibatkan satu set pertanyaan standar yang peserta tes menerima skor. Skor ini dibandingkan dengan skor rata-rata orang lain dalam rentang usia yang sama untuk menentukan potensi intelektual seseorang. Namun, jenis tes ini mungkin memiliki bias budaya atau bahasa, dan tes tersebut tidak menunjukkan segala sesuatu tentang pikiran dan fungsi seseorang. Misalnya, pengukuran IQ pada kebanyakan anak autis biasanya sangat tinggi, namun anak-anak ini dapat mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
Ujian EQ seringkali lebih sulit untuk dirancang dan dikelola karena berkaitan dengan informasi yang sulit disajikan sebagai nilai numerik. Sementara ujian IQ mungkin memiliki satu jawaban pasti untuk setiap pertanyaan, tes EQ biasanya lebih subjektif dan membutuhkan banyak usaha untuk mencetak skor dengan benar. Tes EQ singkat juga bisa menjadi masalah karena orang mungkin menyadari bahwa mereka sedang diuji pada kemampuan emosional mereka dan menyesuaikan jawaban mereka. Orang-orang mungkin tidak menjawab pertanyaan dengan jujur, sehingga hasil mungkin menjadi miring oleh apa yang diyakini oleh peserta tes yang ingin didengar oleh pemberi tes, daripada memberikan jawaban yang benar atas pertanyaan.

Menggunakan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Setelah EQ dan IQ seseorang ditentukan, mereka dapat digunakan oleh pemberi kerja dan pendidik dalam berbagai cara. Banyak perusahaan menggunakan pengujian EQ untuk mengukur seberapa baik pelamar akan bekerja dengan orang lain dalam tim dan kemampuan mereka untuk mengatasi stres dan emosi yang ekstrem. Guru dan konselor di sekolah dapat menyelenggarakan tes IQ untuk melihat apakah siswa mengalami kesulitan di kelas karena terlalu maju atau tertinggal jika dibandingkan dengan teman sebayanya. Tes EQ sering digunakan dalam pendidikan untuk membantu mengidentifikasi siswa yang mungkin memerlukan bantuan khusus dalam belajar untuk mengelola emosi mereka atau untuk berkomunikasi lebih baik dengan orang lain.
Sistem Lain untuk Mengukur Kecerdasan
Beberapa pendidik dan psikolog merasa bahwa baik tes EQ maupun IQ tidak memberikan gambaran lengkap tentang manusia, dan bahwa ada jenis kecerdasan lain yang mungkin sama pentingnya. Salah satu alternatif paling populer untuk sistem EQ/IQ yang ketat adalah gagasan tentang kecerdasan ganda. Teori ini menyatakan bahwa keterampilan seperti bahasa, hubungan spasial, dan kesadaran tubuh semua memerlukan berbagai jenis kecerdasan, yang harus diukur dan dipertimbangkan secara individual.