Apa itu Paru Paru?

Kebanyakan orang akrab dengan bekas luka yang terbentuk di kulit dan mungkin terkejut mengetahui bahwa bekas luka juga terbentuk di jaringan paru-paru. Jaringan parut paru-paru adalah suatu kondisi di mana jaringan paru-paru menjadi rusak dan jaringan parut terbentuk. Terkadang bekas luka paru-paru berukuran kecil dan tidak menunjukkan masalah yang serius. Faktanya, seseorang mungkin memiliki bekas luka paru-paru kecil atau terisolasi tanpa menyadarinya. Di sisi lain, bekas luka besar atau jaringan parut yang menyebar di area jaringan paru-paru yang luas dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sesak napas, dan batuk, yang dapat menyulitkan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga.

Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan jaringan parut paru-paru. Di antara yang paling umum adalah pneumonia dan cystic fibrosis, yang merupakan penyakit paru-paru yang diturunkan. Seseorang juga dapat mengembangkan jaringan parut sehubungan dengan kondisi seperti tuberkulosis dan asbestosis, penyakit yang disebabkan oleh inhalasi asbes. Dalam beberapa kasus, seseorang dapat mengembangkan bekas luka paru-paru karena kerusakan yang berkembang sehubungan dengan asma kronis atau kanker.

Sementara batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas adalah salah satu gejala paling umum dari jaringan parut paru-paru, ada gejala lain yang mungkin dialami seseorang. Misalnya, seseorang dengan bekas luka paru-paru dapat mengalami demam dan kedinginan, terutama jika ia memiliki infeksi aktif, atau ia mungkin berkeringat di malam hari. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dan penurunan energi juga bisa menjadi gejala jaringan parut, terutama jika disertai dengan gejala kerusakan paru-paru lainnya.

Jaringan parut paru-paru bisa sulit diobati, karena bekas luka biasanya permanen. Ketika jaringan parut luas atau progresif, dokter mungkin meresepkan obat yang membantu memperlambat kerusakan jaringan, meningkatkan fungsi paru-paru, dan membantu pasien tetap nyaman. Misalnya, obat antiinflamasi dapat digunakan untuk membantu mengurangi peradangan, atau obat penekan kekebalan dapat digunakan untuk memperlambat jaringan parut yang terkait dengan fungsi sistem kekebalan.

Dalam beberapa kasus, dokter dapat merekomendasikan terapi, sebagai pengganti atau sebagai tambahan pengobatan, yang dapat membantu memperlambat perkembangan jaringan parut paru-paru atau membantu pasien mengalami kualitas hidup yang lebih baik. Mereka mungkin termasuk terapi oksigen, yang melibatkan pemberian oksigen kepada pasien, atau rehabilitasi paru-paru, yang melibatkan penggunaan latihan pernapasan, konseling nutrisi, pengkondisian fisik, dan kadang-kadang bahkan teknik manajemen stres. Terkadang perubahan gaya hidup juga membantu, seperti berhenti merokok, cukup tidur, dan berolahraga secukupnya. Namun, dalam kasus yang sangat parah, pengobatan dan terapi mungkin tidak berhasil, dan pasien mungkin memerlukan transplantasi paru-paru.