Polip dubur adalah pertumbuhan abnormal yang menonjol melalui lapisan rektum di dasar usus besar, atau usus besar. Polip kolorektal adalah salah satu kondisi paling umum di daerah kolorektal. Mereka diperkirakan mempengaruhi sebanyak 20 persen dari semua orang dewasa.
Ada tiga jenis utama polip: hiperplastik, adenomatosa, dan inflamasi. Polip rektum hiperplastik paling sering terjadi di rektum dan kolon desendens. Biasanya lebih kecil dari seperempat inci (6.35 mm) dan biasanya tidak bersifat kanker.
Polip adenomatosa selanjutnya dipecah menjadi tiga jenis yang berbeda: vili, tubular dan tubulovilous. Polip dubur adenoma vili memiliki risiko terbesar menjadi kanker. Polip inflamasi disebabkan oleh pembengkakan kronis di usus besar dan jarang menimbulkan kekhawatiran. Polip yang berdiameter lebih besar dari 0.4 inci (1 cm) memiliki peluang lebih besar untuk menjadi kanker daripada polip yang lebih kecil, terutama jika pasien memiliki riwayat keluarga kanker usus besar. Risikonya juga meningkat seiring bertambahnya usia.
Biasanya, polip dubur tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, dalam beberapa kasus, pendarahan dubur, tinja berdarah, anemia, dan sakit perut dapat terjadi. Dalam kasus yang jarang terjadi, pemeriksaan fisik rutin dapat mengungkap keberadaan polip dubur, tetapi kolonoskopi biasanya diperlukan untuk menemukan polip dan menentukan jenisnya. Selama prosedur diagnostik ini, dokter memasukkan tabung fleksibel dengan kamera kecil yang terpasang di ujungnya ke dalam rektum dan memasangnya melalui usus besar. Obat penenang dan nyeri biasanya diberikan sebelum prosedur.
Tidak ada cara mutlak untuk menentukan apakah polip dubur berpotensi menjadi kanker, jadi sebagian besar dokter lebih memilih untuk mengangkatnya segera. Sebagian besar polip dubur diangkat selama kolonoskopi, baik dengan melingkarkan instrumen kawat di sekelilingnya dan menjeratnya atau hanya dengan menyentuhnya dengan arus listrik. Polip dubur yang terlalu besar atau posisinya buruk mungkin memerlukan operasi pengangkatan yang lebih invasif.
Setelah diangkat, polip dubur tertentu jarang kembali. Jika faktor-faktor yang mengarah pada pembentukan polip tetap menjadi masalah, bagaimanapun, lebih banyak polip mungkin terbentuk di masa depan. Faktor risiko termasuk kelebihan berat badan, penyakit radang usus besar jangka panjang dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Perokok memiliki peluang 20 persen lebih tinggi terkena polip dubur dibandingkan non-perokok. Konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama bir, juga meningkatkan risikonya. Mempertahankan berat badan yang sehat dan makan makanan yang kaya sayuran dan serat dapat membantu mengurangi risiko mengembangkan polip dubur.