Apa itu Atrofi Lobus Frontal?

Atrofi lobus frontal adalah pengurangan ukuran lobus frontal, area otak yang paling depan. Bagian otak ini bertanggung jawab atas sejumlah proses yang sangat penting, dan akibatnya, perubahan bentuk dan strukturnya dapat menyebabkan berbagai masalah. Pasien dengan lobus frontal yang mengalami atrofi mungkin mengalaminya sebagai masalah yang berdiri sendiri atau terkait dengan penyakit yang mendasarinya. Banyak penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Huntington dikaitkan dengan penyusutan di lobus frontal dari waktu ke waktu.

Pasien dengan kondisi neurologis ini dapat mengalami gangguan perencanaan, pengaturan emosi, gerakan, dan pemikiran kritis. Terkadang kondisi ini muncul perlahan. Gejala-gejala tersebut kadang-kadang disalahartikan sebagai tanda-tanda penyakit mental sebelum gejala-gejala yang lebih progresif menunjukkan masalah-masalah neurologis berkembang. Misalnya, seorang pasien mungkin memiliki pemikiran yang tidak teratur, ledakan emosi, dan halusinasi, yang membuat dokter mencurigai suatu kondisi seperti skizofrenia pada awalnya.

Saat atrofi lobus frontal berkembang, pasien mungkin mulai mengalami gangguan gerakan dan defisit neurologis yang lebih jelas. Lobus frontal membantu tubuh merencanakan dan melakukan gerakan sukarela. Pasien dengan degenerasi di lobus frontal dapat bergerak lebih lambat, gemetar, atau mengalami kesulitan dengan tugas motorik halus. Terkadang mereka kesulitan bergerak sama sekali. Ini juga dapat mempengaruhi bicara dan makan, karena pasien mungkin mengalami kesulitan menelan dan mengartikulasikan dengan jelas.

Sebuah studi pencitraan medis dapat menunjukkan tanda-tanda atrofi lobus frontal, terutama bila ekstrim. Gambar otak penuh warna yang terperinci dapat membantu dokter mengidentifikasi area penyusutan tertentu. Ini dapat memberikan informasi tentang gejala pasien dan apa yang dapat diharapkan pasien. Tes medis juga dapat memberikan informasi tentang mengapa lobus frontal menyusut. Kerusakan tidak dapat diubah, tetapi pasien dapat mengambil manfaat dari terapi dan pilihan lain untuk membantu mereka mempertahankan fungsi selama mungkin.

Peneliti terkadang tertarik pada pasien dengan atrofi lobus frontal, karena kerusakan fungsi secara bertahap dapat dikaitkan dengan area otak tertentu. Ini dapat membantu peneliti menentukan area otak yang bertanggung jawab untuk berbagai aktivitas, yang pada gilirannya dapat membantu perawatan pasien yang memiliki gangguan neurologis. Peserta penelitian terkadang menerima kompensasi atas bantuan mereka dan juga memiliki akses ke berbagai pilihan pengobatan yang gratis jika mereka terkait dengan penelitian. Seorang ahli saraf dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang uji klinis terbuka dan apakah pasien memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam uji coba.