Vaskulitis serebral juga sering disebut sebagai vaskulitis sistem saraf pusat (SSP). Vaskulitis berarti pembuluh darah meradang. Dengan kondisi ini, pembuluh darah yang terkena terbatas pada sumsum tulang belakang dan otak. Kondisi ini jarang terjadi, tetapi berpotensi mengancam jiwa.
Ada dua kategorisasi luas vaskulitis SSP. Ini dapat dianggap primer, juga dikenal sebagai angiitis primer dari sistem saraf pusat (PACNS), atau mungkin sekunder. Vaskulitis SSP sekunder mungkin terkait dengan penyakit lain, atau mungkin reaksi terhadap obat-obatan seperti kokain, amfetamin, atau obat flu yang dijual bebas. Vaskulitis serebral diklasifikasikan sebagai primer ketika tidak ada penyakit lain yang mungkin menyebabkannya. Vaskulitis SSP primer lebih jarang daripada sekunder.
Gejala gangguan ini sering meniru kondisi lain, yang dapat menunda diagnosis awal. Ketika kondisi tersebut menyebabkan penyumbatan atau pengurangan aliran darah ke otak, pasien mengalami gejala yang mirip dengan stroke. Gejala juga dapat menyerupai aterosklerosis, multiple sclerosis, atau gumpalan darah copot. Gejala-gejala ini dapat meningkat dan berkurang secara siklis selama beberapa minggu atau bulan.
Pasien mungkin mengalami periode kehilangan penglihatan dan gangguan bicara. Mereka mungkin juga kehilangan fungsi di kaki atau lengan. Pasien sering mengalami sakit kepala parah yang tidak mudah hilang. Beberapa pasien dengan jenis vaskulitis ini mungkin mengalami kehilangan ingatan, kebingungan, dan masalah dalam mengontrol fungsi kandung kemih dan usus.
Vaskulitis serebral seringkali sulit didiagnosis dan mungkin memerlukan serangkaian tes. Dokter dapat menggunakan pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) dan pemindaian resonansi magnetik (MRI). Ketukan tulang belakang, atau analisis cairan serebrospinal, juga dapat menunjukkan kemungkinan penyakit neurologis. Tes tambahan akan diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis jika dicurigai vaskulitis SSP.
Pasien yang mungkin memiliki kondisi ini dapat menjalani biopsi otak, di mana ahli bedah mengambil sampel kecil jaringan otak untuk dianalisis. Prosedur ini dilakukan saat pasien tidak sadar dengan anestesi umum. Meskipun biopsi otak adalah prosedur yang serius, mungkin dapat menyelamatkan nyawa jika pasien sakit.
Jika biopsi memastikan vaskulitis SSP, pasien perlu diobati dengan terapi obat agresif. Contoh obat yang sering digunakan adalah glukokortikoid dan siklofosfamid. Pasien biasanya diobati dengan obat ini selama enam sampai 12 bulan.
Obat-obatan ini memang memiliki potensi efek samping yang serius. Obat siklofosfamid dapat menekan sistem kekebalan, yang membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi dan bahkan kanker. Glukokortikoid dapat menyebabkan penipisan tulang, kelainan gula darah dan tekanan darah, dan risiko infeksi. Terlepas dari efek samping ini, manfaatnya sering kali lebih besar daripada risikonya karena vaskulitis serebral seringkali mematikan jika tidak diobati.