Perbedaan antara cuti hamil dan cuti ayah biasanya sederhana. Cuti hamil biasanya diperuntukkan bagi wanita yang tidak dapat bekerja karena sedang hamil atau baru saja melahirkan. Cuti ayah terkait dengan penambahan keluarga karyawan juga tetapi dapat digunakan oleh karyawan pria dan wanita. Misalnya, seorang karyawan laki-laki atau perempuan dapat mengambil cuti ayah setelah kelahiran anak angkat, setelah mengadopsi anak, atau setelah penempatan anak angkat.
Memahami perbedaan cuti hamil dan cuti melahirkan bisa jadi mudah asalkan seseorang menyamakan cuti hamil dengan ibu. Cuti hamil dibatasi untuk wanita yang sedang hamil atau baru saja melahirkan anak. Cuti melahirkan, di sisi lain, mungkin berlaku untuk karyawan dari kedua jenis kelamin. Misalnya, cuti ayah mungkin berlaku untuk pria atau wanita yang membutuhkan waktu istirahat dengan bayi yang baru lahir, anak asuh, atau anak yang baru diadopsi.
Aturan yang melibatkan cuti hamil dan cuti ayah mungkin bergantung pada hukum yurisdiksi dan kebijakan majikan. Akan tetapi, di banyak tempat, kedua jenis cuti tersebut harus diambil dalam waktu satu tahun setelah kelahiran anak atau penempatan anak melalui adopsi atau pengasuhan. Cuti hamil dapat diperpanjang dari beberapa hari hingga satu tahun penuh, tergantung pada negara tempat tinggal karyawan tersebut. Durasi cuti hamil juga bervariasi, tetapi seringkali lebih pendek dari periode cuti hamil. Selain itu, cuti ayah lebih jarang terjadi daripada cuti hamil.
Perbedaan lain antara cuti hamil dan cuti ayah mungkin termasuk saat cuti dimulai. Dalam kebanyakan kasus, cuti hamil dimulai sebelum kelahiran anak atau setelahnya. Cuti ayah, bagaimanapun, tidak selalu harus dimulai tepat setelah kelahiran anak. Selain itu, tawaran cuti hamil biasanya diwajibkan oleh undang-undang yurisdiksi sementara beberapa mungkin tidak mengharuskan majikan untuk memberikan cuti melahirkan.
Waktu yang dibutuhkan karyawan dari pekerjaan untuk merawat bayi baru lahir yang sakit parah, anak asuh, atau anak yang baru diadopsi biasanya tidak dianggap sebagai cuti ayah. Sebaliknya, seorang karyawan biasanya akan mengambil jenis cuti keluarga yang berbeda untuk tujuan merawat anggota keluarga yang sakit parah. Cuti keluarga juga dapat diambil untuk merawat pasangan atau pasangan rumah tangga dengan penyakit serius atau cacat, setelah kelahiran anak, atau selama kehamilan.