Apa Berbagai Jenis Gangguan Saraf Vagus?

Ada dua jenis utama gangguan saraf vagus. Salah satunya disebabkan oleh saraf vagus yang kurang aktif atau tidak aktif, sementara yang lain disebabkan oleh saraf vagus yang bereaksi berlebihan terhadap rangsangan biasa. Pasien dengan saraf vagus yang kurang aktif sering mengalami masalah pencernaan yang parah yang membutuhkan pengobatan jangka panjang. Mereka yang memiliki saraf vagus yang terlalu aktif mungkin sering pingsan. Kondisi ini tidak dianggap berbahaya, meskipun pasien dapat terluka secara tidak sengaja akibat pingsan mendadak.

Gangguan saraf vagus yang berasal dari saraf vagus yang kurang aktif sering menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai gastroparesis. Pasien yang menderita gangguan ini dapat mengalami nyeri di perut, mual, mulas, kejang perut, dan penurunan berat badan. Gejala ini terjadi karena saraf vagus tidak mampu mengarahkan cukup darah ke perut untuk menyelesaikan pencernaan dengan baik. Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan gastroparesis perlu mengelola kondisi medis selama sisa hidup mereka.

Pada beberapa pasien, masalah dengan saraf vagus dapat terlihat pada sistem lain juga. Saraf ini sebagian bertanggung jawab untuk menjaga detak jantung dan tekanan darah, dan jika tidak berfungsi dengan baik, pasien mungkin memerlukan berbagai intervensi medis untuk bertahan hidup. Alat pacu jantung dapat digunakan untuk menjaga agar detak jantung tidak turun dan obat-obatan mungkin diperlukan untuk meningkatkan tekanan darah hingga dalam kisaran yang dapat diterima. Gangguan saraf vagus yang parah ini jarang terjadi dan seringkali bersifat bawaan atau akibat penyakit serius atau cedera pada saraf.

Pasien juga mungkin menderita masalah saraf vagus yang disebabkan oleh saraf vagus yang terlalu aktif. Gejala utama gangguan ini adalah pingsan. Dalam kebanyakan kasus, pasien yang memiliki saraf vagus yang terlalu aktif akan mulai pingsan pada awal masa pubertas. Setelah dokter menentukan bahwa saraf vagus bertanggung jawab atas pingsan, tidak diperlukan intervensi medis lebih lanjut. Meskipun ada kemungkinan bagi pasien untuk melukai diri sendiri saat jatuh, tidak ada risiko dari aktivitas saraf vagus itu sendiri.

Gangguan saraf vagus yang terlalu aktif dapat dipicu oleh sejumlah penyebab berbeda. Saraf vagus mengalihkan darah ke perut dan mungkin mengalihkan terlalu banyak dari otak ketika pasien muntah, mencerna makanan besar, atau buang air besar. Stres dan rangsangan emosional juga dapat menyebabkan saraf vagus mengalihkan terlalu banyak darah dari otak.