CRP adalah singkatan dari C-reactive protein, yaitu zat yang diproduksi oleh tubuh selama proses inflamasi. Hasil CRP dapat membantu mendiagnosis kondisi di mana peradangan terjadi, atau untuk memantau respons terhadap pengobatan kondisi tersebut. Hasil CRP diperoleh dari tes CRP, yaitu tes darah rutin yang dilakukan pada sampel darah yang diambil dari vena. Tergantung pada laboratorium yang melakukan tes, kadar CRP normal berkisar antara 0 dan 1 mg/dL (kurang dari 10 mg/L).
Ketika peradangan terjadi, baik akut seperti setelah trauma atau penyakit akut, atau kronis, seperti radang sendi atau penyakit radang usus, hati mensintesis CRP. Hasil CRP yang tinggi menunjukkan adanya inflamasi, baik akut maupun kronis. Dokter menggunakan hasil CRP untuk diagnosis dan pemantauan pengobatan. Saat tubuh merespon pengobatan, peradangan akan mereda, dan kadar CRP akan menurun.
Hasil CRP mungkin tinggi dalam sejumlah situasi akut. Cedera, seperti trauma yang menyebabkan peradangan, dapat meningkatkannya saat area tersebut meradang. Tingkat CRP juga sering meningkat setelah infark miokard, atau serangan jantung. Peningkatan CRP setelah operasi dapat mengindikasikan infeksi pasca operasi, yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. CRP juga dapat meningkat pada akhir kehamilan. Dalam kasus gagal hati, mungkin berkurang.
Dalam kasus kondisi yang lebih kronis, seperti radang sendi dan penyakit radang usus, hasil CRP digunakan sebagai bagian dari serangkaian tes diagnostik. Perawatan kondisi ini sering ditujukan untuk mengurangi peradangan yang terkait dengannya, karena ini sering menjadi penyebab gejalanya. Memantau CRP untuk memastikan penurunannya merupakan salah satu indikasi bahwa pengobatan berhasil.
Kadang-kadang orang sehat diuji CRP untuk menilai risiko penyakit jantung mereka. Tes CRP dengan spesifisitas tinggi dilakukan dalam situasi ini, karena kenaikan CRP mungkin sangat kecil. Peningkatan ini dapat memperingatkan pasien tentang risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dan, oleh karena itu, mempromosikan taktik pencegahan seperti perubahan gaya hidup.
Sementara hasil CRP dapat berguna, mereka tidak digunakan secara eksklusif untuk diagnosis atau pemantauan pengobatan. Tes CRP hanyalah salah satu tes yang dapat dilakukan bersamaan dengan tes lain, seperti jumlah sel darah putih dalam kasus infeksi akut, dan digunakan oleh dokter untuk memastikan perawatan dan pengobatan medis yang optimal. Tes tindak lanjut dapat direkomendasikan sesuai dengan hasil CRP yang diperoleh.