Apa itu Intoksikasi Makanan?

Keracunan makanan adalah bentuk penyakit bawaan makanan yang disebabkan oleh menelan eksotoksin yang dibuat oleh organisme seperti bakteri. Racun dapat hadir bahkan ketika bakteri atau organisme penyebab lainnya tidak, dan dimungkinkan untuk mengembangkan keracunan makanan dengan memakan hewan yang telah mengkonsumsi organisme penghasil racun, seperti yang terlihat pada beberapa jenis keracunan kerang. Timbulnya penyakit biasanya sangat cepat dan orang bisa menjadi sangat sakit. Perawatan bervariasi, tergantung pada toksin yang terlibat, tetapi dapat mencakup pemberian obat-obatan, memberi pasien cairan, dan menawarkan perawatan suportif lainnya untuk membantu pasien pulih.

Bakteri, jamur, dan organisme lain yang diketahui mencemari makanan terkadang menghasilkan senyawa beracun saat mereka berkembang. Dikenal sebagai eksotoksin, senyawa ini adalah produk sampingan dari proses metabolisme normal organisme dan mereka dapat menolak perlakuan panas dan pembekuan. Bakteri yang ada di lingkungan alami dapat mencemari makanan dan mereka juga dapat masuk selama panen, penanganan, pemrosesan, dan persiapan.

Ketika orang makan makanan yang terkontaminasi eksotoksin, mereka dapat mengembangkan gejala parah seperti mual, muntah, dan diare. Mati rasa dan kesemutan di sekitar bibir juga dapat diamati dalam beberapa kasus. Gejalanya biasanya muncul dengan cepat karena racun bekerja dengan cepat di dalam tubuh. Tidak seperti infeksi yang disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi, di mana organisme harus berkembang biak di usus sebelum gejala berkembang, orang yang keracunan makanan akan langsung sakit.

Dalam pengobatan medis, langkah pertama adalah menentukan identitas toksin. Pasien dapat diuji dan mereka juga dapat diwawancarai, karena riwayat diet mereka baru-baru ini dapat memberikan petunjuk penting tentang organisme yang terlibat. Dokter dapat memberikan obat untuk melawan racun, jika tersedia. Jika tidak, pasien akan didorong untuk istirahat dan minum cairan. Jika gejala seperti kerusakan organ dan kesulitan bernapas berkembang, terapi suportif dapat diberikan untuk menjaga pasien tetap stabil sampai racun dikeluarkan dari tubuh.

Setelah pulih dari keracunan makanan, beberapa pasien mengalami efek yang berkepanjangan. Ini dapat mencakup kerusakan pada saraf, serta organ. Pasien mungkin memerlukan terapi fisik atau perawatan suportif lainnya saat dalam pemulihan jangka panjang. Memperhatikan tindakan pencegahan penanganan makanan, makan di fasilitas yang bersih, dan menghindari makanan berlabel berbahaya akan membantu orang menghindari keracunan makanan. Penting untuk memperhatikan penarikan kembali makanan, yang sering kali melibatkan racun bakteri, dan berhati-hatilah untuk memakan kerang dari air bersih untuk membatasi paparan racun yang dihasilkan oleh organisme seperti dinoflagellata.