Apa yang Terjadi dengan Hormon Selama Menstruasi?

Biasanya, wanita mengalami perubahan kadar hormon yang signifikan selama menstruasi. Pada saat ini, wanita biasanya mengalami penurunan kadar estrogen, yang merupakan hormon seks utama untuk wanita, dan progesteron, hormon yang penting baik dalam menstruasi dan kehamilan. Selama menstruasi, hormon pelepas gonadotropin diproduksi, yang merangsang pelepasan hormon perangsang folikel. Pelepasan hormon ini bekerja pada ovarium wanita untuk memulai proses produksi sel telur yang dapat dibuahi setelah ovulasi.

Hormon estrogen dan progesteron hadir pada tingkat yang berbeda-beda selama siklus menstruasi wanita. Mereka biasanya pada tingkat terendah ketika seorang wanita sedang menstruasi, namun. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa estrogen dan progesteron memainkan peran penting dalam perkembangan lapisan rahim yang ditumpahkan selama menstruasi. Penurunan kadar hormon ini membantu memfasilitasi timbulnya menstruasi.

Hormon lain yang aktif selama menstruasi adalah hormon pelepas gonadotropin. Hormon ini diproduksi sebagai hasil stimulasi kelenjar hipotalamus, yang terletak di bagian otak seseorang yang tidak hanya mengontrol perilakunya, tetapi juga emosinya. Kelenjar ini juga memproduksi dan melepaskan berbagai hormon yang mempengaruhi kelenjar pituitari, yang terletak di bagian bawah otak manusia. Secara khusus, kelenjar hipotalamus mengeluarkan hormon pelepas gonadotropin selama periode menstruasi, yang menyebabkan kelenjar hipofisis mengeluarkan hormon selama menstruasi.

Kelenjar pituitari melepaskan hormon perangsang folikel selama menstruasi. Hormon ini memulai fase di mana folikel telur wanita matang. Akhirnya, hormon ini juga merangsang kenaikan kadar estrogen yang menyebabkan lonjakan hormon luteinizing di kemudian hari dalam siklus wanita. Lonjakan hormon luteinizing ini biasanya terjadi beberapa hari setelah menstruasi berakhir dan merangsang pecahnya sel telur dari folikel. Peristiwa ini disebut sebagai ovulasi.

Seringkali, perubahan hormon selama menstruasi menandai periode perubahan emosional juga. Ketika kadar estrogen dan progesteron turun menjelang menstruasi, banyak wanita mengalami sindrom pramenstruasi, yang ditandai dengan perubahan suasana hati, kelelahan, perubahan nafsu makan dan libido, dan kembung. Namun, begitu periode menstruasi dimulai, banyak wanita merasa lebih baik daripada selama fase pramenstruasi. Seringkali, wanita merasa lebih damai selama fase ini dan memiliki fluktuasi emosi yang lebih sedikit. Perasaan tenang ini mungkin hasil dari normalisasi kadar estrogen dan progesteron.