Apa Efek Radiasi?

Efek radiasi bisa positif dan negatif. Misalnya, radiasi adalah bagian tak terpisahkan dari teknologi saat ini. Detektor asap, oven microwave, dan komputer semuanya memancarkan radiasi. Radiasi juga digunakan untuk mengobati kanker. Di sisi lain, paparan radiasi yang berlebihan dapat menyebabkan rambut rontok, kelelahan, kehilangan sel darah putih, kemandulan, kanker, dan kematian.

Profesor Jerman Wilhelm Conrad Roentgen (1845-1923) menemukan sinar-x, atau radiasi-x, pada tahun 1895. Penemuannya bahwa sinar-x dapat menembus jaringan tetapi terhalang oleh logam dan tulang akan berdampak luas dalam kedokteran. Untuk pertama kalinya, ahli bedah dapat menggunakan sinar-x untuk membantu melakukan operasi dengan lebih sedikit kerusakan pada tubuh manusia.

Bentuk lain dari radiasi ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri Becquerel (1852-1908). Becquerel menemukan radiasi alam ketika menyelidiki fluoresensi. Salah satu mineral yang digunakan Becquerel dalam penelitiannya adalah senyawa uranium. Tidak seperti penemuan Roentgen, penemuan Becquerel sebagian besar tidak diperhatikan.

Kurangnya minat ini berubah ketika ilmuwan Polandia Marie Curie (1867-1934) dan suaminya, ilmuwan Prancis Pierre Curie (1859-1906) menemukan unsur radioaktif lain seperti polonium dan radium, keduanya lebih radioaktif daripada uranium. The Curies dan Becquerel menerima Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1903 untuk karya-karya mereka. Marie Curie akhirnya meninggal karena leukemia, salah satu kemungkinan efek biologis dari paparan radiasi.

Selama tahun-tahun awal ilmu radiasi, orang tidak menyadari efek negatif dari radiasi. Mereka yang bekerja dengan radiasi tidak mengambil tindakan perlindungan karena mereka tidak menyadari bahwa tindakan perlindungan diperlukan. Pada tahun 1900, para ilmuwan dan tenaga medis memahami bahwa sinar-x dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.

Dalam beberapa hari setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima, Jepang, pada tahun 1945, para ahli dan warga sipil menyatakan pandangan yang bertentangan tentang efek radiasi. Dr. Howard Jacobson, mantan ilmuwan yang bekerja di Proyek Manhattan, proyek yang mengembangkan bom nuklir, mengatakan bahwa Hiroshima mungkin tidak dapat dihuni selama 70 tahun. Di sisi lain, militer AS mengontrol dan menyensor berita yang dicetak di Amerika untuk mengurangi pengetahuan tentang efek paparan radiasi pada penduduk Jepang.

Saat ini, para ilmuwan dan orang awam sama-sama mengetahui dampak bom atom terhadap penduduk Hiroshima, dan kemudian, Nagasaki, Jepang. Ribuan orang tewas seketika sementara yang lain menderita kematian yang berkepanjangan. Beberapa penyintas mengalami kerusakan genetik akibat paparan radiasi yang mempengaruhi kehidupan anak-anak mereka dan generasi mendatang.

Radiasi juga bisa menyelamatkan nyawa. Terapi radiasi sinar eksternal yang digunakan pada tumor di kelenjar prostat dapat mencegah penyebaran kanker prostat. Kanker dapat diobati menggunakan terapi radiasi untuk mengecilkan tumor jika operasi bukanlah pilihan yang tepat. Magnetic resonance imaging (MRI) computed tomography (CT scan) dan ultrasonografi adalah alat diagnostik yang menggunakan radiasi. Salah satu contoh paling dramatis dari efek radiasi dapat dilihat dengan matahari. Tanpa matahari tidak akan ada kehidupan di bumi. Matahari juga memancarkan radiasi yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker kulit, dan mungkin, kematian.