Apa Perbedaan Teori Perkembangan Anak?

Bidang psikologi mulai memperhatikan perkembangan masa kanak-kanak pada abad ke-20, dan teori psikoanalitik perkembangan masa kanak-kanak menyarankan bahwa anak-anak melalui tahap-tahap untuk berkembang sedangkan teori kognitif mengatakan anak-anak adalah pembelajar yang aktif. Teori perilaku menyarankan lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan anak. Teori perkembangan anak sosial berfokus pada peran masyarakat dalam perkembangan anak.

Sigmund Freud dan Erik Erikson sama-sama mengembangkan teori psikoanalitik tentang perkembangan masa kanak-kanak. Kedua psikolog tersebut merasa anak-anak melalui tahapan yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka sebagai orang dewasa. Freud percaya bahwa tahapan-tahapan tersebut adalah tahapan psikoseksual yang disebut tahap genital, latensi, phallic, anal dan oral, di mana seorang anak perlu memenuhi keinginan untuk melewati tahap tersebut dan terus berkembang, dengan konsekuensi serius di masa dewasa jika tahap tersebut tidak diselesaikan. . Erikson percaya bahwa tahapan yang berbeda terjadi sepanjang hidup seseorang, tidak hanya pada masa kanak-kanak, dan bahwa konflik harus diatasi untuk menyelesaikan sebuah tahapan. Jika anak gagal mengatasi konflik, seperti mengembangkan identitasnya sendiri, maka anak akan menderita di kemudian hari karena tidak mengetahui siapa dirinya.

Teori kognitif perkembangan anak dikembangkan oleh Jean Piaget. Teori ini mengatakan anak-anak berpikir sangat berbeda dari orang dewasa dan melalui berbagai tahap perkembangan kognitif saat mereka tumbuh dewasa. Piaget percaya bahwa anak-anak adalah pembelajar aktif yang membutuhkan orang dewasa untuk menyediakan lingkungan yang tepat untuk belajar. Teori ini telah membentuk banyak kurikulum sekolah dan prasekolah.

Teori perilaku perkembangan masa kanak-kanak tidak memperhitungkan bagaimana perasaan atau pemikiran seorang anak. Teori-teori ini, yang dikembangkan oleh John B. Watson, BF Skinner dan Ivan Pavlov, berfokus pada perilaku yang hanya dapat diamati. Teori ini mengatakan perkembangan seorang anak tergantung pada penguatan, hukuman, penghargaan dan rangsangan yang dia alami dan bahwa pengalaman-pengalaman inilah yang membentuk anak-anak menjadi orang dewasa.

Lev Vygotsky, Albert Bandura dan John Bowlby mengembangkan teori sosial tentang perkembangan anak. Vygotsky mengembangkan teori sosiokultural dan merasa anak-anak belajar melalui aktivitas langsung dan bahwa orang dewasa seperti orang tua dan guru — serta semua masyarakat — bertanggung jawab atas cara seorang anak berkembang. Bandura menciptakan teori pembelajaran sosial dan percaya bahwa anak-anak belajar hal-hal baru dengan memperhatikan orang-orang di sekitar mereka dan dengan memperhatikan perasaan internal seperti kebanggaan. Bowlby percaya bahwa hubungan yang dikembangkan anak-anak dengan pengasuh utama segera setelah lahir memengaruhi perkembangan anak dan hubungannya sepanjang hidupnya. Teori Bowlby populer di kalangan mereka yang mempraktikkan pengasuhan dengan kelekatan.