Kejang kandung kemih adalah kontraksi kandung kemih yang tidak disengaja yang menghasilkan keinginan untuk buang air kecil, terkadang disertai dengan rasa sakit yang luar biasa. Jika kejang berlanjut, inkontinensia mungkin terjadi, karena kandung kemih akan memaksa keluar urin. Aliran urin yang dihasilkan mungkin tidak mungkin dihentikan karena pasien tidak memiliki kendali atas kandung kemihnya. Banyak kondisi dapat menyebabkan kejang kandung kemih, dan mereka harus ditangani oleh dokter karena mungkin untuk mengelola kejang atau untuk mengatasi penyebab yang mendasari dan menghilangkannya sama sekali.
Ketika kejang kandung kemih terjadi, kandung kemih berkontraksi secara acak seolah-olah pasien bersiap untuk buang air kecil. Pasien biasanya akan merasa seolah-olah dia perlu buang air kecil, dan beberapa kebocoran mungkin terjadi. Salah satu penyebab paling umum dari inkontinensia pada orang tua adalah kondisi ini, dan kontraksi ini juga dapat menyebabkan inkontinensia pada anak kecil. Dalam beberapa kasus, kejang mungkin sangat hebat, dengan pasien membandingkannya dengan kram parah, seperti yang terkait dengan kelahiran anak.
Kemungkinan penyebab
Orang yang memiliki masalah neurologis dapat mengalami kejang kandung kemih sebagai akibat dari pesan yang saling bertentangan yang dikirim ke saraf di kandung kemih. Korban stroke juga rentan mengalami kontraksi kandung kemih yang tidak disengaja karena kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke. Infeksi kandung kemih dan kondisi kronis yang memengaruhi kandung kemih, seperti sistitis interstisial, juga dapat menyebabkan kejang. Usia adalah salah satu faktor risiko paling umum untuk mengembangkan kejang kandung kemih, dengan orang yang berusia lebih dari 60 tahun lebih rentan terhadapnya, tetapi orang-orang dari segala usia dapat mengalaminya.
Pilihan pengobatan
Ada beberapa pendekatan untuk mengobati kejang kandung kemih, tergantung pada akar penyebabnya. Obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengendurkan kandung kemih sehingga tidak dapat berkontraksi secara acak, dan stimulasi listrik kadang-kadang digunakan untuk mengatasi sinyal campuran dari saraf di sekitar kandung kemih. Beberapa pasien berhasil dengan akupunktur dan terapi alternatif lainnya, dan yang lain menemukan bahwa melakukan latihan dasar panggul meningkatkan kontrol kandung kemih mereka. Tindakan seperti kateterisasi dapat digunakan untuk mengatasi inkontinensia secara sementara sementara dokter mengobati kejang.
Pelatihan kandung kemih juga merupakan pilihan. Dalam pelatihan kandung kemih, orang membuat jadwal buang air kecil, buang air kecil pada waktu yang ditentukan daripada saat mereka merasa perlu. Interval antara buang air kecil dapat diperpanjang secara bertahap sampai pasien menemukan zona nyamannya. Seorang ahli urologi dapat memberikan saran dan pilihan pengobatan tambahan kepada pasien, tergantung pada penyebab kejang kandung kemih mereka.