Apa itu Parasitosis Delusi?

Parasitosis delusi, atau delusi parasitosis, adalah suatu bentuk psikosis di mana pasien percaya bahwa dia menderita infestasi parasit, padahal kenyataannya tidak ada infestasi seperti itu. Seringkali, pasien menggambarkan parasit yang dibayangkan sebagai serangga yang merayap di atas atau di bawah kulit. Formasi, istilah medis untuk sensasi merangkak pada kulit, seperti “kesemutan” yang dapat timbul ketika sirkulasi ke ekstremitas terputus sementara, mungkin menjadi dasar untuk beberapa kasus delusi parasitosis.

Parasitosis delusi kadang-kadang disebut sebagai sindrom Ekbom, setelah ahli saraf Swedia abad ke-20 Karl Axel Ekbom. Namun, Ekbom mengatasi delusi parasitosis dan sindrom kaki gelisah, dan kedua kondisi tersebut dapat disebut sebagai sindrom Ekbom. Namun, kedua gangguan tersebut sangat berbeda, karena sindrom kaki gelisah memiliki penyebab fisik dan parasitosis delusi adalah kondisi psikologis.

Pasien dengan parasitosis delusi sering mengumpulkan apa yang mereka yakini sebagai bukti infestasi mereka, seperti tanda kecil pada tubuh atau pakaian. Mereka mampu melukai diri sendiri, misalnya melalui goresan yang berlebihan, dan terkadang meyakinkan orang lain, seperti orang yang tinggal bersama mereka, bahwa mereka juga terinfeksi. Berbagai delusi, cleptoparasitosis delusi, ditandai dengan keyakinan bahwa tempat tinggal seseorang penuh dengan parasit, bukan orangnya.

Parasitosis delusi dapat dibagi menjadi tiga kategori. Ini adalah primer, fungsional sekunder, atau organik sekunder. Pada parasitosis delusi primer, psikosis muncul dengan sendirinya, tanpa gangguan atau penyebab yang menyertainya. Pada variasi fungsional sekunder, terdapat kondisi psikiatrik lain, seperti skizofrenia atau depresi.

Dalam delusi parasitosis organik sekunder, psikosis disebabkan oleh penyakit medis, pengobatan, atau penggunaan narkoba. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan parasitosis delusi antara lain diabetes mellitus, TBC, kanker, dan gangguan saraf. Menopause, alergi, gizi buruk, dan penyalahgunaan obat juga bisa menjadi penyebab yang mendasari delusi parasitosis.

Pasien dengan delusi parasitosis sering salah didiagnosis atau disalahpahami, karena mereka biasanya tidak menyadari bahwa kondisi mereka bersifat psikologis. Mereka lebih cenderung mencari bantuan dari dokter kulit daripada psikiater dan mungkin menolak perawatan psikiatri. Jika parasitosis delusi adalah kondisi sekunder, diobati dengan mengobati kondisi primer, atau penyebab. Baik primer atau sekunder, delusi parasitosis seringkali sangat sulit diobati karena pasien menolak penjelasan psikologis tentang gejalanya.