Apa itu Batuk Rejan?

Batuk rejan adalah infeksi bakteri pada sistem pernapasan yang ditandai dengan mengi yang berat dan batuk yang menyiksa. Ini biasanya menyerang anak-anak, karena orang dewasa tampaknya mengembangkan kekebalan alami melalui paparan kecil. Batuk rejan juga sepenuhnya dapat dicegah melalui vaksinasi, dan vaksin sangat dianjurkan untuk semua orang tua dari anak kecil, karena penyakit ini bisa berakibat fatal.

Beberapa orang tahu batuk rejan dengan “pertusis”, nama yang lebih disukai oleh para profesional medis. Infeksi ini disebabkan oleh kolonisasi bakteri Bordatella pertussis, yang menyerang rambut-rambut kecil yang dikenal sebagai silia di saluran pernapasan. Pada orang yang sehat, silia membantu membuang kotoran melalui sistem pernapasan sehingga orang tersebut dapat bernapas. Seseorang yang terinfeksi bakteri ini akan mulai menumpuk kotoran di saluran pernapasannya, dan akibatnya produksi lendir dan batuk akan berkembang.

Penyakit ini sangat menular, terutama ketika seseorang terpapar pada pasien pertusis stadium akhir. Infeksi biasanya mulai tampak seperti pilek ringan, dengan pilek, demam, dan perasaan tidak enak badan secara umum. Saat infeksi menyebar, pasien mulai mengalami batuk yang parah yang diketahui dapat memar atau mematahkan tulang rusuk dengan tingkat keparahannya. Selain itu, pernapasan dapat disertai dengan suara siulan atau rejan yang tajam, yang menjelaskan nama umum penyakit ini.

Perawatan untuk batuk rejan termasuk antibiotik, menghirup udara lembab yang hangat, dan mengetuk dada untuk melonggarkan kotoran di paru-paru. Banyak dokter juga merekomendasikan antibiotik profilaksis untuk orang yang pernah terpapar dengan pasien, karena antibiotik ini dapat mencegah infeksi serius. Jika orang tua mengenali gejala batuk rejan pada anak mereka, mereka harus membawanya ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan. Sekolah harus diberitahu tentang kasus penyakit bakteri menular ini sehingga orang tua lain dapat diberitahu tentang potensi paparan.

Di rumah, pasien dengan batuk rejan harus disimpan di lingkungan yang lembab untuk memudahkan pernapasan. Istirahat juga sangat dianjurkan, dan paparan asap, debu, dan pemicu batuk lainnya harus dihindari, jika memungkinkan. Dokter umumnya tidak merekomendasikan sirup obat batuk, meskipun pelega tenggorokan dapat digunakan untuk meredakan tenggorokan yang sakit. Hidrasi yang tepat dengan teh, air, dan jus juga dapat membantu membuat pasien lebih nyaman, seperti halnya diet yang seimbang dan sehat selama pemulihan.