Alkalosis respiratorik adalah kondisi medis yang ditandai dengan penurunan kadar serum karbon dioksida. Karena paru-paru terlibat, yang merupakan salah satu dari dua organ yang mengatur rasio pH asam-basa dalam tubuh, alkalosis respiratorik juga ditandai dengan cairan tubuh menjadi terlalu basa. Meskipun alkalosis respiratorik jarang mengancam jiwa, terkadang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kejang, aritmia jantung, atau kehilangan kesadaran.
Mekanisme di balik alkalosis respiratorik cukup sederhana. Pertama, bernapas dengan sangat cepat membawa lebih banyak oksigen ke paru-paru daripada biasanya. Biasanya, oksigen akan ditukar dan dihembuskan sebagai karbon dioksida. Namun, ketika pernapasan menjadi sulit, dan orang tersebut berjuang untuk mendapatkan lebih banyak udara dengan bernapas lebih cepat, pertukaran ini tidak terjadi pada tingkat yang tepat. Inilah yang menyebabkan rendahnya kadar karbon dioksida dalam darah, yang pada gilirannya menyebabkan pH tubuh menjadi terlalu basa.
Beberapa hal dapat menyebabkan terjadinya alkalosis respiratorik. Penyebab utamanya adalah hiperventilasi, yang mungkin berasal dari berbagai masalah medis. Misalnya, segala jenis gangguan paru-paru yang menyebabkan sesak napas dapat memicu kejadian ini. Ini termasuk, asma, bronkitis kronis, emfisema, atau kombinasi dari gangguan ini yang secara kolektif disebut sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Namun, hiperventilasi juga dapat disebabkan oleh kecemasan yang parah, serangan panik, mengalami situasi atau fobia yang menakutkan, atau bahkan sebagai respons terhadap demam.
Gejala alkalosis respiratorik yang paling umum adalah pusing dan rasa kesemutan pada jari tangan, jari kaki, atau wajah. Terkadang, tangan bisa gemetar. Selain itu, beberapa orang mungkin mengalami mual dan/atau muntah. Dalam kasus ekstrim, otot mungkin berkedut atau kejang ke keadaan tetani, yang menghasilkan kontraksi otot yang parah dan tidak disengaja. Kadang-kadang, gejala dapat berkembang ke titik yang menyebabkan kebingungan mental atau pingsan dan, dalam kasus yang sangat jarang, koma.
Diagnosis alkalosis respiratorik dibuat dengan mengamati gejala, diikuti dengan pengujian pH. Analisis pH cairan ditentukan oleh tes gas darah arteri, meskipun urinalisis juga dapat dilakukan. Tes-tes ini juga membantu dokter untuk menentukan apakah keadaan alkalosis disebabkan oleh gangguan pernapasan, atau gangguan metabolisme yang melibatkan ginjal.
Perawatan lebih relevan dengan penyebab yang mendasari alkalosis pernapasan dan mungkin melibatkan obat-obatan untuk membantu mengendalikan asma atau gangguan pernapasan lainnya. Dalam skenario darurat, gejala langsung pasti akan diatasi, biasanya dengan memberi pasien oksigen untuk membantu meningkatkan kadar karbon dioksida dan memperbaiki pH cairan. Di rumah, pasien dapat mengobati sendiri kondisinya hanya dengan bernapas ke dalam kantong kertas. Namun, jika kebingungan, kejang, atau kesulitan bernapas yang ekstrem harus terjadi, kunjungan ke ruang gawat darurat atau panggilan untuk memanggil paramedis darurat diperlukan.