Apa itu Hipoplasia Paru?

Hipoplasia paru (P-Hyp) adalah kelainan perkembangan yang mempengaruhi janin dan bayi, mengakibatkan malformasi paru-paru dan alveoli paru-paru, kantung udara kecil di paru-paru di mana oksigen dan karbon dioksida dipertukarkan. Diagnosis kondisi ini dapat dibuat sebelum atau segera setelah kelahiran bayi. Dalam kasus di mana hipoplasia paru berkembang dan tidak cukup terbentuk alveoli, paru-paru bayi tidak akan dapat berfungsi pada tingkat yang sama dengan bayi yang tidak memiliki kondisi ini. Hipoplasia paru juga dapat berkembang bersamaan dengan kondisi medis kongenital lainnya. Meskipun telah diindikasikan bahwa kelainan kesehatan ini dapat mengakibatkan bayi baru lahir prematur atau kematian bayi, tergantung pada tingkat keparahan malformasi dan pilihan pengobatan yang tersedia, ini mungkin juga merupakan kondisi yang tidak mengancam jiwa.

Faktor-faktor yang berkontribusi yang dapat menunjukkan adanya hipoplasia paru mungkin termasuk saluran udara yang diperpendek, volume paru-paru yang berkurang dan berat paru-paru yang berkurang. Ada beberapa jenis tes non-invasif yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis kondisi ini. Tes Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat digunakan untuk menilai volume janin sebelum kelahiran, dan pemindaian computed tomography (CT) dapat digunakan setelah bayi lahir. Selain itu, dengan menghitung volume paru-paru janin, seorang profesional medis mungkin dapat mengakses kemungkinan adanya hipoplasia paru. Untuk memprediksi perkembangan kondisi ini dalam kasus di mana janin sangat kecil, kombinasi ultrasonografi dan MRI dapat digunakan untuk menentukan perkiraan berat janin.

Ada kondisi kesehatan lain yang dapat terjadi pada bayi yang mengalami hipoplasia paru, seperti malformasi jantung, hernia diafragma, atau kelainan gastrointestinal. Kondisi lain yang mungkin ada pada bayi ini termasuk massa dada atau perut, malformasi muskuloskeletal dan komplikasi ginjal. Dengan pengujian medis modern, sebagian besar penyimpangan terkait yang mungkin berkontribusi pada perkembangan kondisi ini dapat diidentifikasi secara akurat.

Bayi yang dites positif hipoplasia paru perlu dipantau secara ketat setelah diagnosis. Jika ada komplikasi kesehatan lainnya, operasi korektif mungkin diperlukan. Perawatan lebih lanjut dapat mencakup intubasi dan ventilasi bantuan.

Selain itu, gas darah bayi, kadar potenz hidrogen (pH), saturasi oksigen, dan fungsi tubuh lainnya kemungkinan akan diamati. Orang yang selamat dari hipoplasia paru memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit paru kronis dan mungkin memiliki masalah terkait dengan fungsi jantung, makan, pertumbuhan dan perkembangan. Untuk alasan ini, manajemen yang cermat dari setiap kondisi medis tambahan dan pengawasan dokter yang berkelanjutan kemungkinan besar akan diperlukan sepanjang hidup pasien.