Prolaps rektum adalah suatu kondisi di mana rektum keluar dari tubuh melalui anus. Ini dapat terjadi ketika otot dan ligamen di sekitarnya menjadi terlalu lemah untuk menopang rektum. Beberapa orang mungkin memiliki bentuk kecil dari prolaps rektum di mana rektum menonjol pada beberapa waktu tetapi kemudian menarik kembali, tergantung pada apa yang dilakukan pasien. Jumlah prolaps dapat bervariasi juga. Seseorang mungkin memiliki sedikit tonjolan rektum, atau sebagian besar rektum dapat terlihat di luar tubuh.
Rektum adalah bagian bawah usus besar seseorang. Saat berada di posisi yang tepat, itu di atas anus dan menempel di panggul. Ketika ligamen dan otot yang biasanya menahannya gagal melakukan tugasnya dengan baik, hasilnya bisa berupa prolaps rektum. Pada tahap awal prolaps rektum, perlekatan rektum mungkin menjadi tidak memadai, tetapi mungkin tidak menonjol keluar dari tubuh sepanjang waktu. Akhirnya, jika tidak diobati, itu bisa menonjol dari anus secara permanen.
Untungnya, prolaps rektum bukanlah kondisi yang umum. Ketika itu terjadi, itu lebih mungkin mempengaruhi orang tua dan anak-anak kecil. Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangannya, termasuk mengejan dalam waktu lama, sembelit, dan diare; stres fisik dari kehamilan dan persalinan dapat berkontribusi pada perkembangannya juga. Selain itu, orang yang memiliki cystic fibrosis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), multiple sclerosis, atau kelumpuhan mungkin lebih mungkin mengalaminya. Bahkan kondisi seperti cacing kremi dan batuk rejan dapat dikaitkan dengan prolaps rektum.
Perawatan untuk kondisi ini dapat mencakup kombinasi perawatan diri dan perawatan medis. Di rumah, pelunak tinja dapat digunakan untuk mengurangi sembelit dan mengurangi ketegangan. Beberapa dokter mungkin merekomendasikan penggunaan pengikat pada anak-anak untuk menjaga bokong tetap menyatu saat anak tidak buang air besar. Ini dapat membantu mendorong rektum untuk sembuh. Seringkali, perawatan juga mencakup langkah-langkah untuk mengobati kondisi mendasar yang menyebabkan prolaps. Namun, dalam banyak kasus, langkah-langkah seperti itu tidak cukup, dan pembedahan diperlukan.
Seseorang dapat mencoba untuk mencegah prolaps rektum dengan mengonsumsi makanan yang tinggi serat. Minum banyak cairan juga dapat membantu. Selain itu, menghindari sembelit jangka panjang, diare, dan mengejan mungkin terbukti efektif. Olahraga juga dapat membantu, karena dapat mendorong proses buang air besar yang normal.