Ada berbagai tes untuk mendiagnosis radang usus buntu, suatu kondisi medis di mana seseorang mengalami radang usus buntu. Berbagai jenis tes usus buntu termasuk pemeriksaan fisik, tes laboratorium dan tes pencitraan. Selain tes usus buntu ini, pengungkapan riwayat medis atau gejala juga dapat membantu diagnosis.
Pemeriksaan fisik dapat membantu dalam menilai rasa sakit dan nyeri yang terkait dengan radang usus buntu. Misalnya, ketika seseorang menderita radang usus buntu, ia akan merasakan sakit di perut kanan bawahnya. Dokter dapat memberikan tekanan pada area ini, dan setelah tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, pasien akan merasakan nyeri akibat nyeri tekan yang timbul kembali.
Juga, menjaga biasanya muncul pada individu dengan radang usus buntu. Menjaga adalah tindakan menegangkan otot perut karena tekanan. Tindakan ini bersifat bawah sadar dan dapat terjadi sebelum atau setelah dokter benar-benar menyentuh area tersebut.
Tes apendisitis fisik lainnya yang membantu dalam mengevaluasi rasa sakit termasuk yang memeriksa tanda obturator, tanda psoas dan tanda Rovsing. Ini adalah berbagai tes yang ketika dilakukan, menyebabkan sakit perut karena gerakan atau tekanan dari area tubuh lain. Adanya tanda-tanda tersebut dapat menjadi indikator apendisitis.
Pemeriksaan fisik mungkin juga termasuk pemeriksaan dubur yang dapat mengungkapkan nyeri tekan karena radang usus buntu. Juga, seorang wanita mungkin menjalani pemeriksaan panggul untuk menghilangkan kondisi ginekologis sebagai penyebab sakit perut. Ini karena beberapa kondisi ini dapat menghasilkan gejala yang mirip dengan radang usus buntu.
Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium juga dapat mendiagnosis apendisitis. Contoh tes laboratorium termasuk tes darah dan urin. Tes darah mengukur jumlah sel darah putih pasien; jumlah yang tinggi merupakan indikator infeksi. Tes urin dapat menentukan apakah rasa sakit pasien bukan dari radang usus buntu, melainkan akibat batu ginjal, atau infeksi saluran kemih.
Biasanya, pemeriksaan fisik dan tes laboratorium bisa cukup untuk mendiagnosis radang usus buntu, tetapi tes pencitraan dapat membantu memastikan diagnosis. Contoh tes pencitraan yang membantu termasuk pemindaian computerized tomography (CT) dan ultrasound. X-ray mungkin juga berguna, tetapi lebih berharga dalam memastikan penyebab lain dari sakit perut daripada mendiagnosis usus buntu yang meradang.
Di samping tes usus buntu yang berbeda, riwayat medis dapat membantu dokter dengan diagnosis. Karena ada banyak penyebab sakit perut, pengetahuan tentang riwayat kesehatan pasien membantu dokter menghilangkan kemungkinan kondisi medis lainnya. Selain itu, seperti diagnosis penyakit lain, gejala, jika ada, juga berperan dalam diagnosis. Gejala utama yang terkait dengan radang usus buntu termasuk sakit perut yang bergerak dari laut ke perut kanan bawah, menjadi lebih tajam seiring berjalannya waktu, dan memburuk saat melakukan gerakan yang keras.