Vaginitis deskuamatif adalah jenis vaginitis yang sangat langka yang ditandai dengan keluarnya cairan, gatal pada vagina, rasa terbakar, dan iritasi umum pada vagina. Beberapa wanita juga mengalami penipisan jaringan vagina yang nyata, serta kulit yang beruban di daerah yang terkena. Pada banyak wanita, kondisi ini juga menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan yang mungkin disebabkan oleh penyempitan lubang vagina, yang merupakan gejala umum lainnya. Vaginitis deskuamatif bisa sulit didiagnosis, karena gejalanya terkait erat dengan kondisi lain, seperti penyakit radang panggul atau infeksi jamur. Meskipun penyebab pasti dari deskuamasi vaginitis tidak selalu mudah untuk ditentukan, ini bukanlah penyakit menular seksual atau infeksi.
Juga dikenal sebagai desquamative inflammatory vaginitis (DIV), beberapa peneliti percaya kondisi ini mungkin disebabkan oleh kekurangan vitamin D. Yang lain percaya itu mungkin disebabkan oleh sistem kekebalan yang tidak berfungsi. Namun, beberapa peneliti medis percaya DIV sebenarnya adalah bentuk terkait dari lichen planus, yang merupakan kondisi dermatologis yang cukup umum yang biasanya ditemukan di area lain dari tubuh.
Vaginitis deskuamatif kadang-kadang dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon, seperti yang biasa terjadi pada wanita selama menopause atau yang telah mengalami menopause, serta pada wanita yang menggunakan pil KB. Wanita yang belum mengalami perubahan hormonal baru-baru ini, bagaimanapun, juga dapat didiagnosis dengan vaginitis deskuamatif, yang membuat dokter dan peneliti lain percaya bahwa hormon mungkin tidak memainkan peran besar dalam kondisi ini sama sekali. Pada dasarnya, jenis vaginitis khusus ini dapat dan memang mempengaruhi wanita dari berbagai usia.
Kotoran yang terkait dengan DIV biasanya tidak terkait dengan bau busuk atau tidak biasa. Selain keputihan yang kekuningan, wanita dengan kondisi ini ditemukan melepaskan sel darah putih, yang terbukti melalui pengujian laboratorium. Pada beberapa, vaginitis deskuamasi juga dapat menyebabkan sedikit pendarahan setelah hubungan seksual atau iritasi vagina lainnya, yang kemungkinan disebabkan oleh gesekan di atas peradangan yang secara luas terkait dengan kondisi ini.
Diagnosis vaginitis deskuamatif biasanya terjadi hanya setelah kemungkinan penyebab gejala lainnya telah disingkirkan. Karena vaginitis inflamasi deskuamatif adalah kondisi langka dengan asal-usul yang belum sepenuhnya dipahami, pengobatan seringkali sulit dan bukan hal yang aneh bagi dokter dan pasien untuk mencoba berbagai strategi pengobatan karena gejalanya terus berulang. Vaginitis deskuamatif juga terkadang salah didiagnosis sebagai penyakit radang panggul (PID) karena gejala nyeri yang terkait dengan PID, terutama selama hubungan seksual, dilaporkan serupa.