Apa Itu Perhatian Terpusat?

Ada dua tipe dasar perhatian: perhatian terfokus dan perhatian terbagi. Perhatian terfokus adalah keadaan berkonsentrasi pada satu stimulus dengan mengesampingkan semua yang lain. Tujuan perhatian terfokus adalah untuk secara aktif fokus pada satu hal tanpa terganggu oleh rangsangan lain. Keadaan ini bisa melelahkan secara fisik dan mental. Sebagian besar perilaku adalah kombinasi dari perhatian terfokus dan perhatian terbagi.

Kehidupan sehari-hari penuh dengan gangguan dan orang-orang dibombardir dengan segala macam rangsangan sepanjang hari. Jika seseorang memperhatikan semua rangsangan ini, dia akan segera kelebihan beban dan sangat mungkin, sama sekali tidak efektif dalam menyelesaikan tugas apa pun. Karena itu, orang menggunakan perhatian mereka yang terfokus, atau selektif, dan menyaring sebagian besar informasi sambil mempertahankan hanya sebagian kecil yang ingin mereka konsentrasikan.

Pikiran manusia memilih pecahan kecil itu dengan dua cara. Yang pertama adalah pendekatan ‘bottom-up’ di mana perhatian didorong oleh stimulus. Artinya, ada aspek-aspek tertentu dari suatu stimulus yang menarik perhatian seseorang baik dia menginginkannya atau tidak. Cara kedua disebut pemrosesan ‘top-down’ yang didorong oleh tujuan; individu mengontrol rangsangan mana yang menerima perhatian. Ini juga disebut sebagai perhatian eksekutif.

Salah satu model hierarki didasarkan pada pemulihan proses perhatian pasien kerusakan otak setelah koma. Ini menguraikan lima aktivitas perhatian yang berbeda dalam meningkatkan tingkat kesulitan yang dapat dikelola pasien seiring dengan proses pemulihan mereka. Yang pertama, dan karena itu, paling mudah untuk pasien ini adalah perhatian terfokus yang didefinisikan sebagai respons diskrit terhadap rangsangan sensorik tertentu. Kemudian muncul perhatian yang berkelanjutan, atau kewaspadaan, perhatian selektif, perhatian bergantian dan akhirnya perhatian terbagi. Perhatian yang terbagi dianggap yang paling sulit karena mengacu pada kemampuan untuk menanggapi multi-tasking dan ini hanya dapat dilakukan oleh pasien dengan kerusakan otak yang mendekati pemulihan penuh.

Memperhatikan dianggap sebagai salah satu kunci sukses karena memfokuskan pikiran pada satu tugas dan menyaring semua gangguan lainnya. Orang dengan masalah perhatian seperti Attention Deficiency Hyperactivity Disorder tidak dapat menyaring gangguan dan fokus pada satu hal. Para peneliti dari University College di London telah menemukan mereka yang mudah teralihkan dan menunjukkan kurangnya perhatian terfokus memiliki, di bagian-bagian tertentu dari otak mereka, volume materi abu-abu yang lebih besar. Mereka menyimpulkan dengan hipotesis bahwa ini mungkin menunjukkan kerusakan perkembangan ringan di otak yang belum matang sebagaimana mestinya.