Apa Gejala Anemia Pernisiosa?

Anemia pernisiosa adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakmampuan menyerap vitamin B12, yang penting untuk produksi sel darah merah tubuh. Orang yang berbeda mungkin mengalami berbagai gejala anemia pernisiosa, yang sering kali mencakup perubahan fisik dan emosional. Banyak gejala anemia pernisiosa lebih umum gejala anemia, sementara yang lain dapat dianggap gejala kekurangan B12. Komplikasi karena jenis anemia ini bisa unik dan parah dan juga dapat membantu dalam diagnosis ketika kelainan ditemukan pada tahap akhir.

Salah satu gejala anemia pernisiosa yang paling umum adalah kelelahan. Beberapa orang menggambarkan gejala ini sebagai sensasi lelah, lemah, atau tidak bisa bangun. Banyak orang mengalami depresi yang disebabkan oleh anemia dan dapat disertai dengan kelelahan. Seseorang mungkin merasa seolah-olah dia melihat kehidupan secara kabur atau berjalan melalui kabut. Meskipun kelelahan tidak selalu merupakan indikator anemia, apalagi anemia pernisiosa, kelelahan agresif yang tidak diatasi dengan pola makan atau tidur yang lebih baik mungkin merupakan tanda anemia yang meyakinkan.

Jantung berdebar, diare, dan penurunan berat badan juga bisa menjadi gejala anemia pernisiosa. Gejala-gejala ini juga biasanya merupakan tanda-tanda anemia yang lebih umum. Perubahan tekanan darah, baik rendah atau tinggi, bisa menjadi gejala anemia. Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin merasa jantungnya berdetak terlalu keras atau terlalu cepat. Masing-masing gejala ini memiliki banyak penyebab alternatif, tetapi sejumlah gejala yang terjadi secara bersamaan dapat mengindikasikan anemia.

Kekurangan vitamin B12 sering menyebabkan nyeri neuropatik dan mempengaruhi sistem saraf secara umum. Seseorang mungkin merasakan kesemutan di jari kakinya atau rasa sentuhan yang berkurang. Terkadang seseorang dengan defisiensi B12 mengalami penurunan kemampuan untuk merasakan getaran. Gejala anemia pernisiosa mungkin termasuk penurunan koordinasi, mengakibatkan sering jatuh atau kesulitan melakukan tugas-tugas yang biasanya sederhana seperti memanjat. Kadang-kadang, seseorang dengan defisiensi B12 yang berhubungan dengan anemia pernisiosa mungkin menjadi buta warna.

Ada tindakan pengobatan yang efektif untuk anemia pernisiosa, serta metode untuk mendeteksinya sebelum gejala yang lebih serius terjadi. Faktanya, gangguan ini sering terjadi sebelum kerusakan permanen terjadi atau pasien merasa sakit parah. Ketika anemia pernisiosa tidak terdiagnosis, komplikasi serius seperti kanker lambung dan kerusakan saraf permanen dapat terjadi. Dalam banyak kasus, pengobatan sesederhana menerima suntikan vitamin B12. Menyatukan gejala yang diperlukan untuk diagnosis dan menjalani pengujian seringkali merupakan bagian tersulit dari hidup dengan anemia pernisiosa.