Apa saja Jenis Penyakit Parasit yang Berbeda?

Parasit adalah organisme yang hidup pada atau di dalam inang dan mendapatkan makanan dari inangnya. Meskipun ada ribuan parasit yang diketahui, hanya sekitar 100 yang menyerang manusia. Masalah yang disebabkan oleh infeksi parasit berkisar dari ketidaknyamanan ringan hingga penyakit serius. Tiga jenis parasit yang menyerang manusia adalah protozoa, cacing, dan ektoparasit. Beberapa penyakit parasit pada akhirnya akan hilang dengan sendirinya, sementara yang lain dapat menyebabkan kecacatan atau kematian jika tidak ditangani.

Protozoa adalah organisme mikroskopis bersel satu yang dibawa ke manusia terutama melalui makanan yang terkontaminasi atau gigitan serangga. Serangga yang membawa penyakit melalui gigitannya disebut vektor. Vektor yang paling umum adalah nyamuk, yang dapat menularkan demam kuning, filariasis, kaki gajah, cacing jantung dan malaria. Malaria adalah penyakit parasit yang paling merusak, membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun, terutama anak-anak di sub-Sahara Afrika. Lalat juga bisa menjadi vektor, dan berbagai spesies menyebarkan penyakit parasit seperti penyakit tidur dan kebutaan sungai.

Cacing, kategori kedua yang menyebabkan penyakit parasit, adalah organisme multiseluler besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang dalam bentuk dewasanya. Kelompok ini terdiri dari cacing pipih, cacing hisap dan cacing pita, cacing berduri, dan cacing gelang. Cacing umumnya tidak memakan inangnya, tetapi mereka mengambil nutrisi dari inangnya. Gejala infeksi cacing termasuk gatal, muntah, penurunan berat badan, nafsu makan meningkat, sakit perut, obstruksi usus, dan nyeri sendi dan otot. Sementara cacing parasit dapat ditemukan di seluruh dunia, mereka paling umum di Cina, Timur Tengah, Amerika Selatan, Afrika, dan Karibia.

Ektoparasit adalah organisme yang menempel atau menggali ke dalam kulit untuk jangka waktu yang lama, dan termasuk kutu, tungau, dan kutu. Kutu bersembunyi di bawah kulit, melepaskan racun yang menyebabkan berbagai penyakit, termasuk demam berbintik Rocky Mountain, demam kutu Colorado, dan penyakit Lymes. Tungau, seperti chiggers dan kudis, sering terjadi di daerah yang hangat atau ramai, dan menyebabkan iritasi kulit. Kutu dapat membawa penyakit tifus dan pes, juga dikenal sebagai Black Death.

Air dan makanan yang terkontaminasi sering menjadi sumber infeksi parasit. Infeksi Giardia terjadi secara global, dan berasal dari air yang tidak diolah. Ini lebih umum di antara orang-orang yang telah hiking dan minum air sungai atau sungai, atau yang tinggal di daerah dengan sanitasi air yang tidak memadai. Mengolah air atau menggunakan air kemasan saat bepergian di daerah tersebut dapat mencegah banyak penyakit parasit. Mencuci tangan yang benar sebelum menyiapkan atau menangani makanan adalah tindakan pencegahan penting lainnya.

Penyakit parasit merajalela di iklim tropis dan subtropis. Penggunaan pestisida telah menghilangkan penyakit bawaan serangga, seperti malaria, di banyak bagian dunia. Sayangnya, beberapa daerah tidak memiliki sumber daya untuk melakukan tindakan pencegahan atau mengobati mereka yang terinfeksi. Selain mereka yang meninggal karena malaria, penyakit parasit tropis seperti filariasis limfatik, onchocerciasis, dan cacing Guinea merenggut setengah juta korban lagi setiap tahunnya.

Mengambil tindakan pencegahan seperti hanya minum air yang diolah, mencuci tangan, dan menggunakan semprotan serangga bisa sangat berhasil dalam menghindari penyakit parasit. Jika seseorang memiliki gejala infeksi parasit, ia harus mencari perhatian medis segera. Sebagian besar infeksi ini dapat berhasil diobati dengan antibiotik dan obat lain.