Apa itu Perhatian Visual Selektif?

Perhatian visual selektif memungkinkan seseorang untuk mengambil banyak data visual dari lingkungan tetapi hanya memperhatikan sebagian kecil saja. Ada banyak informasi yang masuk ke otak seseorang melalui mata, sehingga otak hanya memproses sebagian kecil darinya, memilih untuk mengabaikan sisanya, suatu efek yang dikenal sebagai kebutaan yang tidak disengaja. Meskipun otak terus menerima data dari seluruh bidang penglihatan sekaligus, sebagian besar data ini sering diabaikan. Sebaliknya, perhatian visual selektif mengurangi fokus bidang penglihatan ke bagian yang lebih kecil dari bidang total sehingga seseorang dapat fokus pada detail yang penting saat ini.

Ada dua jenis pemrosesan visual yang terjadi di dalam otak manusia. Yang pertama disebut pemrosesan pra-perhatian, dan terjadi di seluruh bidang penglihatan seseorang secara bersamaan. Jenis pemrosesan ini memungkinkan seseorang untuk melihat perubahan di lingkungan. Misalnya, sebuah objek yang sebelumnya diam yang tiba-tiba mulai bergerak atau objek dengan warna berbeda di antara objek dengan warna yang sama akan menarik penglihatan selektif seseorang. Secara evolusi, metode pra-pemrosesan data ini memungkinkan manusia untuk bertahan hidup di lingkungan yang tidak bersahabat.

Setelah sebuah objek atau objek-objek telah dipilih di luar bidang pemrosesan data pra-perhatian, seseorang telah memusatkan perhatian padanya. Objek ini menjadi fokus mata dan diberikan sebagian besar memori kerja. Namun, bidang pra-perhatian tetap aktif, dan dapat mengingatkan seseorang akan perubahan lain di lingkungan jika muncul. Perhatian dapat difokuskan melalui penggunaan pendekatan top-down atau bottom-up. Dalam pendekatan top-down, penyimpangan dari lingkungan saat ini memicu visi selektif, tetapi dalam pendekatan bottom-up, perhatian difokuskan berdasarkan pengalaman sebelumnya dan harapan memori jangka panjang.

Ketika orang mencurahkan fokus mereka pada satu hal di bidang penglihatan mereka, adalah mungkin untuk menjadi buta terhadap objek atau peristiwa lain yang dapat dilihat orang tersebut. Ini terjadi karena otak menentukan bahwa hal-hal lain ini tidak sepenting apa pun yang menjadi fokus orang tersebut. Kisaran fokus perhatian visual selektif bisa sekecil satu derajat dari total bidang penglihatan. Para ilmuwan tidak yakin seberapa besar rentang fokus yang dimiliki seseorang.