Apa itu Siklus Hidup Plasmodium?

Plasmodium adalah genus parasit protozoa, banyak di antaranya diketahui menyebabkan malaria pada manusia. Parasit ditularkan antara inang manusia oleh nyamuk betina dari genus Anopheles. Plasmodium tidak dapat bertahan hidup di luar nyamuk atau manusia, sehingga seluruh siklus hidup plasmodium dilakukan selama proses penularan dan infeksi. Ada beberapa tahapan yang agak rumit dalam siklus hidup plasmodium, meskipun para peneliti telah mampu secara akurat melacak jalur dan mekanisme yang digunakan parasit untuk bertelur, matang, berkembang, dan bereplikasi.

Siklus hidup plasmodium dimulai ketika sel-sel baru, yang disebut sporozoit, diambil oleh nyamuk ketika menggigit orang yang terinfeksi. Sporozoit tertidur dalam air liur nyamuk sampai menggigit inang lain. Parasit yang belum matang berjalan dalam aliran darah manusia ke hati, di mana mereka menempel pada sel yang disebut hepatosit. Selama sekitar sembilan hari, sporozoit matang menjadi bentuk remaja mereka yang disebut merozoit. Biasanya beberapa ribu merozoit terbentuk hanya dalam beberapa sel hati.

Kelompok merozoit biasanya terlepas dari hati antara sembilan dan 20 hari setelah infeksi awal. Mereka kemudian menyerang sel darah merah yang disebut eritrosit dan menggunakan sumber energi sel untuk mendorong reproduksi aseksual. Dalam waktu sekitar dua sampai empat hari, eritrosit yang terinfeksi pecah dan parasit plasmodium dengan cepat menyebar ke sel inang lainnya. Parasit terus-menerus bereplikasi dalam aliran darah dan spora baru dapat diambil kembali oleh nyamuk, sehingga melanjutkan siklus hidup plasmodium.

Orang yang terinfeksi malaria dapat mengalami sejumlah efek samping yang menghancurkan. Anemia sering terjadi karena parasit menyebabkan sel darah merah pecah. Demam, mual, muntah, dan nyeri otot menjadi lazim saat plasmodium menyebar ke seluruh aliran darah. Dalam kasus yang parah, orang dapat mengalami kejang seluruh tubuh, kelelahan ekstrem, atau bahkan koma. Gagal paru-paru, hati, atau ginjal mungkin terjadi jika spora plasmodium mengambil alih sebagian besar sel darah merah dalam tubuh.

Malaria seringkali mematikan tanpa perawatan medis segera. Berkat kemajuan terkini dalam kedokteran dan pemahaman baru yang lebih mendalam tentang siklus hidup plasmodium, dokter spesialis biasanya mampu memerangi parasit pada tahap awal infeksi. Obat antimalaria seperti klorokuin umumnya efektif dalam meningkatkan pertahanan sistem kekebalan tubuh dan mencegah reproduksi plasmodium dalam aliran darah. Selain itu, para dokter sangat mendesak para pelancong dunia untuk menerima suntikan klorokuin sebelum memulai perjalanan sebagai bentuk pengobatan pencegahan.