Apa itu Helm Dewa?

Helm Koren, lebih dikenal sebagai Helm Dewa, adalah alat yang dikenakan di kepala dan yang menggunakan medan magnet untuk merangsang lobus temporal otak. Itu dibangun oleh Stanley Koren di bawah arahan Dr. Michael Persinger dari Universitas Laurentian di Ontario, Kanada. Orang-orang yang memakai Helm Dewa selama eksperimen sering melaporkan merasakan kehadiran yang samar-samar di dalam ruangan, dan beberapa melaporkan sensasi dan penglihatan yang lebih jelas dan mendalam. Perangkat telah menimbulkan beberapa pertanyaan menarik yang berkaitan dengan sifat pengalaman religius dan mistik.

Serangkaian empat gulungan dipasang di setiap sisi Helm Dewa, yang awalnya dibangun menjadi helm mobil salju tetapi kemudian menjadi perangkat yang dapat diikat ke kepala tanpa helm yang sebenarnya. Sinyal yang diumpankan dari komputer melalui konverter digital-ke-analog (DAC), biasanya disebut sebagai kotak hitam, mengaktifkan kumparan ini secara berurutan, menciptakan sinyal magnetik yang kompleks untuk merangsang lobus temporal otak. Satu set kumparan tambahan awalnya dipasang di bagian atas helm tetapi belum digunakan di versi yang lebih baru. Sinyal magnetik kompleks memiliki bentuk yang tidak beraturan, dan komputer digunakan untuk mengatur bentuk ini. Perangkat lunak komputer untuk Helm Dewa diciptakan oleh Koren.

Eksperimen menggunakan God Helmet dilakukan di ruang akustik kedap suara. Lobus temporal, yang aktif selama pengalaman religius atau mistik, juga bertanggung jawab untuk memantau suara sekitar. Hasil menggunakan Helm Dewa meningkat secara dramatis di lingkungan yang sunyi.

Subjek tes sering tergerak oleh pengalaman memakai helm. Delapan puluh persen peserta melaporkan merasakan kehadiran yang samar-samar, dan 1 persen melaporkan merasakan Tuhan. Ada beberapa pertanyaan tentang apakah peserta akan dengan bebas mengakui merasakan Tuhan di lingkungan laboratorium. Pengalaman mistik atau religius lainnya yang telah dilaporkan termasuk merasakan atau melihat roh, malaikat, setan, kerabat yang sudah meninggal dan penglihatan mistik lainnya, termasuk pengalaman keluar dari tubuh.

Beberapa subjek tes tidak mengalami kehadiran apapun. Richard Dawkins, seorang penulis dan kritikus agama yang blak-blakan, tidak merasakan apa-apa selain pusing dan kedutan di kakinya ketika dia mengenakan Helm Dewa. Dr Persinger mengatakan dia percaya bahwa beberapa orang secara genetik cenderung mengalami sensasi ini.

Epilepsi yang menyerang lobus temporal diketahui memicu halusinasi dengan unsur mistis atau supernatural, sebuah fenomena yang memengaruhi penelitian Dr. Persinger. Latar belakang agama juga tampaknya berdampak pada sensasi apa pun, karena mayoritas yang melaporkan merasakan Tuhan adalah Katolik Roma. Tes-tes ini menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang agama, pengalaman keagamaan dan orang-orang yang memiliki visi tersebut.