Bagaimana Dokter Membuat Diagnosis Psikiatri?

Dokter membuat diagnosis kejiwaan pasien dengan melakukan serangkaian kegiatan pengumpulan informasi, seperti wawancara untuk menentukan gejala pasien dan memberikan pasien pemeriksaan fisik. Selama wawancara pasien, dokter akan menanyakan riwayat medis lengkap, termasuk penjelasan tentang berapa lama pasien merasakan atau mengalami gejala yang mendorongnya untuk mencari diagnosis. Pemeriksaan kesehatan digunakan untuk mencari kemungkinan indikasi fisik atau penyebab gejala penyakit mental yang diderita pasien, karena penyakit fisik dapat memiliki gejala yang menyerupai penyakit mental. Jika tidak ada tanda-tanda penyakit yang akan menyebabkan gejala, maka dokter dapat berkonsultasi dengan The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th edition (DSM-IV), untuk membuat diagnosis psikiatri.

DSM-IV adalah manual diagnosis yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Ini berisi informasi untuk diagnosis psikiatri dari anak-anak dan orang dewasa dan dibagi menjadi lima kategori, yang masing-masing disebut sumbu. Setelah semua sumbu dipertimbangkan, dokter akan membuat diagnosis psikiatri dan menentukan perawatan medis yang diperlukan untuk meringankan gejala penyakit.

Sindrom atau gangguan klinis, dari gangguan kecemasan hingga gangguan somatoform, termasuk dalam Aksis I. Gangguan adalah kategori atau jenis penyakit mental yang berbeda. Depresi, skizofrenia, penyalahgunaan zat, gangguan belajar, dan fobia semuanya ditemukan di Axis I.

Aksis II meliputi gangguan perkembangan dan gangguan kepribadian. Gangguan perkembangan adalah gangguan yang pertama kali muncul pada masa kanak-kanak, seperti autisme dan keterbelakangan mental. Gangguan kepribadian disebut sindrom klinis, artinya gejala gangguan berlangsung selama tiga minggu atau lebih dan mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan atau memahami dunia. Gangguan kepribadian borderline, gangguan antisosial dan gangguan paranoid adalah semua gangguan kepribadian.

Informasi tentang bagaimana suatu kondisi medis atau penyakit dapat menyebabkan penyakit mental, atau memperburuk penyakit mental, terdapat di Axis III. Cedera otak, human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah contoh dari beberapa kondisi medis dengan gejala yang melibatkan penyakit mental. Tingkat keparahan stresor psikososial, atau peristiwa kehidupan yang secara negatif mempengaruhi kesehatan mental seseorang, dapat sangat mempengaruhi seseorang dengan penyakit mental dan dapat memperburuk penyakitnya. Informasi tentang stresor ini dan bagaimana mereka mempengaruhi seseorang dengan penyakit mental tercantum dalam Axis IV.

Axis V berisi tahap akhir pengujian yang diperlukan untuk membuat diagnosis psikiatri. Dua tes menggunakan skala penilaian yang berkisar dari 1 hingga 100; satu tes menilai tingkat fungsi tertinggi pasien dewasa, sementara yang lain menilai skala penilaian global anak-anak. Tesnya berbeda karena anak-anak di bawah usia 18 tahun memiliki kehidupan sosial, pola perilaku, dan pola pikir yang berbeda dari orang dewasa. Kedua tes membantu dokter menentukan kemampuan pasien untuk berfungsi – atau melakukan tugas dasar yang sering diperlukan dalam hidup – dan membandingkan pola perilakunya saat ini dengan pola perilakunya di masa lalu. Peringkat tersebut juga memungkinkan dokter untuk memahami bagaimana masing-masing dari empat sumbu lainnya mempengaruhi pasien dan jenis perubahan apa yang dapat diharapkan pasien dalam waktu dekat.