Faktor Apa yang Mempengaruhi Akurasi Tes PCR HIV?

Tes reaksi berantai polimerase (PCR) yang digunakan untuk mendeteksi human immunodeficiency virus (HIV) biasanya dianggap sangat akurat, meskipun ada beberapa faktor yang ikut berperan. Tes ini sangat canggih dan harus dibaca oleh tenaga kesehatan profesional yang terlatih dalam menguraikan hasil. Dalam kebanyakan kasus, tes PCR tidak digunakan untuk tes HIV rutin kecuali pada bayi yang lahir dari ibu HIV-positif.

Ada beberapa jenis tes HIV dan masing-masing memiliki tingkat akurasinya sendiri. Tes respons cepat biasanya dianggap paling tidak akurat, sedangkan tes antibodi dan tes PCR adalah yang paling akurat. Tes antibodi adalah yang paling umum digunakan karena sangat andal bila digunakan setidaknya tiga bulan setelah potensi paparan. Keakuratan tes PCR HIV tidak sepenuhnya dipahami, tetapi mereka dianggap cukup akurat untuk digunakan dalam keadaan tertentu.

Ketika mempertimbangkan seberapa akurat tes PCR HIV, beberapa faktor berperan. Yang pertama melibatkan keterampilan staf laboratorium membaca tes. Tes PCR menggunakan metode skrining lanjutan untuk menangkap materi genetik HIV daripada antibodi. Ini bukan tes yang mudah untuk membaca dan menguraikan, begitu banyak hasil yang salah mungkin disebabkan oleh kesalahan manusia. Hanya mereka yang sepenuhnya terlatih dan berpengalaman dalam membaca dan melakukan tes yang boleh melakukannya saat tes HIV.

Variabel lain adalah lamanya waktu antara saat seseorang terpapar virus dan pengujian. Sementara tes PCR dan antibodi biasanya dapat mendeteksi tingkat virus yang dapat dilacak dalam beberapa minggu setelah terpapar, kedua tes tersebut paling akurat pada tiga bulan terakhir paparan. Apa pun jenisnya, tes tindak lanjut selalu dilakukan untuk memastikan bahwa hasilnya seakurat mungkin.

Penggunaan tes PCR untuk HIV tidak dilakukan secara rutin di sebagian besar situasi karena sulit dan mahal untuk dilakukan. Banyak laboratorium tidak memiliki peralatan yang tepat untuk melakukan tes ini. Tes PCR dapat digunakan pada bayi baru lahir yang lahir dari ibu HIV-positif karena antibodi dari aliran darah ibu dapat terus muncul dalam tes darah bayi selama beberapa bulan setelah lahir bahkan jika dia HIV-negatif. Ini membuat akurasi tes lebih dapat diandalkan dalam kasus ini.