Hubungan utama antara budaya dan kognisi adalah bahwa budaya yang berbeda memberikan kerangka kerja untuk proses berpikir, persepsi, kepercayaan, dan tingkat kepentingan masing-masing anggota untuk berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan mempelajari kognisi adalah untuk menggambarkan bagaimana orang yang berbeda melihat dan bereaksi terhadap dunia di sekitar mereka. Menurut beberapa teori kognisi, orang membentuk seperangkat perilaku unik mereka sendiri berdasarkan rangsangan eksternal di lingkungan mereka sehari-hari. Gagasan khusus ini sering berkaitan dengan proses pembelajaran dan sosialisasi yang terjadi di setiap budaya. Proses sosialisasi biasanya dimulai untuk setiap anggota budaya yang dimulai hampir pada saat mereka lahir.
Banyak psikolog yang mempelajari budaya dan kognisi melaporkan bahwa nilai dan praktik budaya tertentu memiliki kesan mendalam pada anggotanya di alam bawah sadar dan bahkan di tingkat bawah sadar. Beberapa penelitian mereka menunjukkan hubungan langsung antara pola kognitif orang dan apakah mereka dibesarkan dalam budaya individualis versus kolektivis. Orang-orang yang dibesarkan dalam budaya kolektivis biasanya memandang diri mereka sebagai bagian dari keseluruhan, dan orang-orang dari budaya individualis menganggap diri mereka sebagai entitas yang terpisah. Perbedaan yang dihasilkan terlihat jelas di bidang-bidang seperti persepsi visual dan bahasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang berbeda membaca teks dan melihat gambar dalam berbagai arah sesuai dengan budaya di mana mereka dididik sebagai anak kecil.
Berbagai disiplin ilmu seperti antropologi dan sosiologi juga sering melibatkan studi budaya dan kognisi. Para peneliti yang mempelajari kognisi sosial sering melaporkan bahwa orang-orang diajari berbagai gagasan tentang apa yang pantas secara sosial menurut budaya mereka. Variasi ini biasanya menyebabkan anggota satu budaya secara mental memproses satu perilaku tertentu sebagai positif sementara budaya lain mungkin menganggap perilaku yang sama sebagai negatif. Misalnya, meludahi seseorang dianggap sebagai penghinaan di beberapa budaya sementara budaya lain melihat tindakan yang sama sebagai berkah untuk mengusir roh jahat. Contoh ini hanyalah salah satu dari banyak yang terkait dengan budaya dan kognisi yang saling terkait.
Disiplin kognisi budaya sering berhubungan dengan persis bagaimana berbagai budaya mempengaruhi nilai-nilai anggotanya. Orang yang tumbuh dalam budaya yang menghargai kesuksesan individu biasanya akan lebih mementingkan kebebasan individu daripada praktik tertentu yang dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Hubungan antara budaya dan kognisi ini sering membentuk bidang lain seperti hukum, praktik ekonomi, dan bahkan tradisi keagamaan dari budaya yang diterima masyarakat tertentu.