Kerusakan otak kognitif terjadi ketika cedera pada sisi kanan otak berdampak negatif pada pemikiran, penalaran, dan keterampilan komunikasi sosial seseorang. Otak kanan terutama mengontrol kemampuan seseorang untuk berpikir rasional, memecahkan masalah, dan memproses informasi. Memori jangka pendek dan perilaku interaktif seseorang juga diatur oleh belahan otak kanan. Ketika sisi kanan otak terluka, penurunan yang nyata pada beberapa atau semua keterampilan tersebut biasanya dicatat.
Salah satu keterampilan utama yang dipengaruhi oleh kerusakan otak kognitif adalah kemampuan untuk berpikir dan bernalar secara rasional dan teratur. Seseorang mungkin menemukan masalah sederhana yang luar biasa. Misalnya, dia mungkin mengalami kesulitan mencari tahu tugas-tugas yang dulunya biasa, seperti cara mengganti bola lampu, mengoperasikan kendaraan, atau memecahkan teka-teki silang. Seseorang dengan kerusakan otak kognitif mungkin mengalami kesulitan mengikuti petunjuk atau instruksi langkah demi langkah dan mungkin menjadi mudah frustrasi atau bingung.
Ketika menderita kerusakan otak kognitif, seseorang mungkin merasa sulit untuk berkonsentrasi atau memperhatikan untuk waktu yang lama. Dia mungkin tidak dapat fokus pada tugas-tugas rinci dan mungkin mengalami kesulitan memproses informasi. Kerusakan pada sisi kanan otak juga dapat mempengaruhi memori jangka pendek seseorang, sehingga sulit bagi seseorang untuk mengingat kejadian sehari-hari atau informasi terkini, yang selanjutnya mempengaruhi kemampuannya untuk belajar dan memproses informasi.
Jika seseorang mengalami kerusakan otak kognitif, dia mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain dan merespons dengan tepat dalam situasi sosial. Orang tersebut mungkin tidak dapat mengikuti topik percakapan atau merespons dengan ekspresi wajah atau nada suara yang sesuai. Misalnya, dia mungkin berbicara tidak pada gilirannya, menyela komentar acak, atau menertawakan poin yang tidak pantas dalam percakapan.
Tergantung pada tingkat keparahan kerusakan pada sisi kanan otak, seseorang dengan kerusakan otak kognitif mungkin mengabaikan sisi kiri fisiknya. Misalnya, orang itu mungkin tidak menyisir rambutnya di sisi kiri, mungkin tidak menggunakan keyboard di sisi kiri, atau mungkin mengabaikan makanan di sisi kiri piring makan. Umumnya, ini terjadi karena disorientasi spasial, dan individu tidak mengenali objek di sisi kiri persepsinya.
Umumnya, kerusakan otak kognitif disebabkan baik oleh cedera otak traumatis (TBI) atau cedera otak yang didapat (ABI). Sebuah hasil TBI dari kekuatan eksternal, seperti pukulan ke kepala atau luka tembak. ABI disebabkan oleh faktor internal, seperti tumor, aneurisma, atau kekurangan oksigen. Either way, prognosis untuk rehabilitasi dan pemulihan terutama tergantung pada tingkat kerusakan otak.