Apa itu Rabies?

Rabies adalah penyakit virus akut yang menyerang otak dan sistem saraf pusat korbannya. Ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan antara hewan dan manusia, dan beberapa spesies hewan tampaknya bertindak sebagai reservoir untuk rabies. Rabies juga sepenuhnya dapat dicegah melalui vaksinasi, dan jika diketahui sejak dini, kondisi ini dapat diobati. Namun, begitu gejala rabies muncul, virus biasanya berakibat fatal; beberapa pasien selamat dari episode rabies, meskipun upaya terbaik dari dokter.

Kata “rabies” diambil langsung dari bahasa Latin, dan itu berarti “kemarahan”, mengacu pada gejala neurologis akut dari beberapa kasus rabies stadium akhir. Virus ini tergolong Lyssavirus, dalam kelompok virus yang cenderung berbentuk batang atau peluru. Rabies ditularkan melalui air liur, dan biasanya bermanifestasi pada hewan atau manusia yang telah digigit oleh korban penyakit. Air liur memasuki kulit melalui gigitan, memungkinkan virus masuk ke tubuh.

Setelah terinfeksi, rabies dapat tetap laten selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Namun, begitu virus muncul, pasien dengan cepat mengalami berbagai macam gejala, termasuk demam, depresi, kebingungan, kejang otot, rasa haus yang ekstrem, kehilangan tonus otot, air liur, dan kepekaan terhadap cahaya dan sentuhan. Beberapa korban menjadi hidrofobik, artinya mereka takut air. Saat virus berkembang, itu menyebabkan ensefalitis, peradangan otak, dan gejala neurologis semakin memburuk.

Pasien pada tahap akhir rabies mungkin mengalami kejang hebat dan tingkat kesadaran yang berubah. Agresivitas secara klasik dikaitkan dengan rabies, meskipun tidak muncul di semua kasus. Kebanyakan pengobatan rabies berfokus pada analgesia ketika gejala menjadi parah, dengan pasien menerima penghilang rasa sakit dan relaksan otot untuk memperbaiki kejang dan rasa sakit yang terkait.

Banyak hewan dapat divaksinasi untuk rabies, dan manusia yang berisiko terpapar dapat divaksinasi juga. Namun, jika manusia yang divaksinasi digigit, mereka masih memerlukan vaksin lanjutan untuk memastikan bahwa virus tidak akan bertahan dan berkembang biak. Seseorang yang belum pernah divaksinasi masih bisa melawan penyakit dengan serangkaian vaksinasi setelah digigit. Setelah semua jenis luka gigitan hewan atau tusukan, adalah ide yang bagus untuk menyiram lokasi luka dan menemui dokter untuk menentukan apakah perawatan lanjutan diperlukan atau tidak.

Sebagian besar dunia mengalami rabies dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, meskipun beberapa negara kepulauan berhasil tetap bebas rabies. Pemasukan hewan ke wilayah ini dikontrol secara ketat, dan banyak negara lain memiliki program pemantauan dan vaksinasi yang ketat untuk mengendalikan masalah rabies.