Bagaimana Keringat Diproduksi?

Keringat membantu menjaga orang tetap sejuk dalam cuaca panas atau ketika mengerahkan tenaga dan karena itu merupakan bagian penting dari termoregulasi, pemeliharaan suhu tubuh yang seragam. Dengan melembabkan kulit, cairan mendinginkan tubuh saat menguap. Ini juga membantu dalam ekskresi, atau pembuangan produk limbah dari tubuh, dan membantu melindungi kulit dari bahaya lingkungan seperti bakteri dan bahan kimia. Keringat diproduksi oleh kelenjar di kulit sebagai respons terhadap suhu atau rangsangan lain.

Kandungan keringat sebagian besar adalah air, tetapi sekitar 0.2 hingga 1% zat terlarut terdiri dari mineral, laktat, dan urea. Selain dipicu oleh kenaikan suhu, juga bisa disebabkan oleh mual dan stres. Mendinginkan tubuh biasanya mengurangi keringat.

Kelenjar keringat di kulit dikendalikan oleh hipotalamus di otak, bagian dari sistem saraf otonom. Reseptor suhu di kulit mempengaruhi suhu tubuh hipotalamus, atau inti, yang pada gilirannya mengirimkan sinyal ke hipotalamus. Kulit yang panas menurunkan titik setel hipotalamus atau ambang di mana keringat dimulai. Ketika titik setel ini tercapai, hipotalamus mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan kelenjar.

Kelenjar ini melingkar, struktur tubular di epidermis, atau kulit. Masing-masing berisi jenis sel khusus yang disebut sel mioepitel yang berkontraksi saat diaktifkan. Gerakan ini menekan kelenjar, mengeluarkan keringat langsung ke permukaan kulit.

Kulit manusia mengandung dua jenis kelenjar keringat: merokrin dan apokrin. Kelenjar merokrin lebih banyak dan tersebar luas, dan lebih dangkal daripada kelenjar apokrin. Mereka berada di seluruh tubuh, dengan konsentrasi tertinggi di telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar ini bertanggung jawab atas sebagian besar dari apa yang orang anggap sebagai keringat.

Kelenjar apokrin terletak di ketiak, selangkangan, dan sekitar puting susu. Mereka mengeluarkan produk yang lebih kental dan keruh dan menjadi aktif saat pubertas. Kehadiran bakteri di kelenjar ini terkadang menyebabkan bau yang mencolok, yang menjadi alasan mengapa beberapa orang mengeluarkan bau yang jelas saat mereka berkeringat. Telah dihipotesiskan bahwa kelenjar ini mengeluarkan feromon, yang berpotensi mengkomunikasikan sinyal kepada orang lain dengan mempengaruhi tingkat hormonal mereka.