Fragmentasi asam deoksiribonukleat (DNA) sperma adalah kerusakan pada DNA, atau materi herediter yang penting, sperma. Karena sperma memberikan setengah dari kromosom yang pada akhirnya akan menjadi manusia jika membuahi sel telur, ini dapat memiliki efek dramatis pada kemampuan pasangan untuk hamil. Sayangnya, fragmentasi DNA sperma dapat mengakibatkan infertilitas, atau berkurangnya kemampuan untuk mencapai kehamilan, dan keguguran. DNA sperma yang rusak dapat terjadi pada pria dari segala usia, tetapi risikonya umumnya meningkat seiring dengan bertambahnya usia pria — tingkat fragmentasi DNA sperma sering kali secara dramatis lebih tinggi pada pria berusia 55 tahun daripada pria berusia 20 tahun.
Seringkali, masalah dengan kemampuan pasangan untuk mengandung anak dan membawanya ke masa kehamilan dikaitkan dengan masalah wanita. Misalnya, jika seorang wanita mengalami keguguran, lahir mati, atau gagal hamil sama sekali, dokter sering mencurigai ada yang salah dengan sel telur, kadar hormon, rahim, leher rahim, ovarium, atau saluran telurnya. Namun, terkadang pasangan pria memiliki masalah kesuburan, seperti saluran yang tersumbat di penisnya, jumlah sperma yang rendah, atau penurunan motilitas sperma. Namun, dalam beberapa kasus, seorang pria dapat memiliki jumlah sperma yang normal dan tidak memiliki masalah motilitas tetapi memiliki persentase fragmentasi DNA sperma yang tinggi.
Fragmentasi DNA sperma pada dasarnya hanya berarti bahwa DNA sperma rusak. DNA dalam sperma dikemas ke dalam ruang yang sangat kecil, dan protein dililitkan di sekitar DNA untuk memberikan perlindungan saat sperma keluar dari tubuh pria dan melalui sistem reproduksi wanita. Sayangnya, ini tidak memberikan perlindungan total untuk DNA, dan bahkan dengan adanya protein ini, DNA masih mungkin rusak.
Penting untuk dicatat bahwa bahkan pria dengan jumlah sperma yang baik dan sperma yang sehat dapat memiliki sejumlah fragmentasi DNA sperma. Fragmentasi tidak tergantung pada jumlah sperma sama sekali. Faktanya, kebanyakan pria memiliki masalah sampai batas tertentu. Namun, ketika persentase sperma yang rusak menjadi terlalu tinggi, masalah kesuburan lebih mungkin terjadi.
Ada banyak hal yang berpotensi menyebabkan peningkatan fragmentasi DNA sperma. Diantaranya adalah bertambahnya usia, paparan racun, infeksi, dan merokok. Kanker dan paparan radiasi dapat menyebabkan masalah ini juga.