Penyebab gangguan bipolar, juga disebut sebagai gangguan manik depresif, sulit untuk ditentukan. Ini karena asal-usul masalah kesehatan mental terkadang lebih sulit untuk dievaluasi daripada yang bersifat fisik. Para ilmuwan percaya ada beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan bipolar, berkontribusi pada perkembangannya, atau membantu memicu episodenya. Mereka termasuk ketidakseimbangan hormon, bahan kimia alami di otak, dan genetika. Para ilmuwan juga percaya bahwa perubahan fisik pada otak seseorang mungkin salah, dan faktor lingkungan mungkin juga berperan dalam perkembangannya.
Hormon dan ketidakseimbangan hormon umumnya dianggap sebagai kemungkinan penyebab gangguan bipolar dan dapat menyebabkan atau memicu episode gejala bipolar; ketidakseimbangan seperti itu, misalnya, biasanya dikaitkan dengan pemicu depresi yang menandai fase depresi dari gangguan bipolar. Perubahan hormon juga dapat memicu emosi dan energi yang tinggi yang menandai tahap manik.
Faktor otak juga merupakan salah satu penyebab gangguan bipolar. Para ilmuwan telah menemukan bahwa orang yang memiliki gangguan bipolar biasanya memiliki perubahan fisik di dalam otak mereka. Misalnya, mereka dengan gangguan bipolar mungkin memiliki otak kecil. Para ilmuwan masih mempelajari bagaimana dan mengapa perubahan otak fisik dapat menyebabkan atau berkontribusi pada gangguan bipolar.
Bahan kimia otak alami yang disebut neurotransmitter juga dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar. Bahan kimia ini membantu mengontrol fungsi normal otak. Ketika bahan kimia ini tidak seimbang, gejala gangguan bipolar dapat terjadi. Misalnya, neurotransmiter yang disebut norepinefrin dapat memengaruhi pasang surut emosi yang khas dari kondisi ini. Ketika kadar norepinefrin lebih tinggi dari biasanya, seseorang mungkin mengalami mania; tingkat rendah dapat memicu tahap depresi.
Genetika juga dapat menjadi faktor dalam perkembangan gangguan bipolar. Ketika seseorang memiliki kerabat yang memiliki gangguan bipolar, ia mungkin lebih mungkin untuk mengembangkannya. Bagian dari penelitian bipolar melibatkan upaya untuk menentukan gen mana yang mungkin berperan dalam perkembangannya. Hubungan genetik yang lebih dekat dapat diterjemahkan ke dalam kemungkinan yang lebih besar bahwa seseorang akan mewarisi sifat-sifat genetik yang menyebabkan atau berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar.
Banyak ilmuwan juga percaya bahwa faktor lingkungan adalah salah satu penyebab gangguan bipolar. Misalnya, peristiwa traumatis dapat memicu timbulnya pada beberapa orang. Orang lain mungkin mengembangkan kondisi setelah penggunaan narkoba juga. Bahkan stres emosional yang parah, dengan adanya faktor-faktor lain yang tampaknya mempengaruhi gangguan bipolar, dapat berkontribusi pada perkembangannya.