Apa itu Vaksinasi Hepatitis C?

Para peneliti belum dapat mengembangkan vaksinasi hepatitis C, meskipun banyak yang percaya bahwa kebutuhan akan vaksinasi tersebut sudah jelas. Vaksinasi hepatitis C dapat berperan penting dalam mencegah infeksi hepatitis C, yang dapat menyebabkan penyakit hati kronis yang seringkali memerlukan transplantasi hati. Infeksi akut hepatitis C sulit diobati dan dapat menyebabkan kerusakan hati yang ireversibel. Membuat vaksin itu rumit karena ada banyak jenis penyakit ini yang bermutasi dengan cepat dan para ilmuwan belum menemukan inang tempat mereka dapat mempelajari virus secara efektif.

Hepatitis C adalah penyakit virus yang dapat menyebabkan peradangan hati. Ketika hepatitis C akut, biasanya berlangsung hanya beberapa hari atau minggu. Hepatitis C kronis umumnya menyebabkan gejala yang berlangsung setidaknya selama enam bulan. Dapat menyebabkan kanker hati dan sirosis. Banyak pasien yang menderita hepatitis C kronis akhirnya memerlukan transplantasi hati. Hepatitis C biasanya menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan seksual dari orang yang terinfeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia percaya bahwa sebanyak 170 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis C. Sebanyak setengah dari orang-orang itu akhirnya dapat mengembangkan sirosis, kanker hati, atau gagal hati. Pencarian untuk vaksinasi hepatitis C telah lama dilakukan karena sejumlah alasan.

Virus yang menyebabkan hepatitis C, HCV, diyakini memiliki enam atau lebih genotipe yang berbeda. Ini berarti bahwa mungkin ada lebih dari enam variasi genetik yang berbeda dari virus yang sama. Para peneliti belum dapat mengembangkan vaksin yang bekerja melawan semua genotipe HCV yang bervariasi. Virus HCV juga cenderung sering bermutasi, membuat pengembangan vaksinasi hepatitis C semakin sulit.

Kendala ketiga di jalan menuju vaksinasi hepatitis C yang efektif adalah saat ini tidak adanya inang yang memadai di mana peneliti dapat mempelajari virus yang menyebabkan hepatitis C. Para peneliti paling sering mengembangkan vaksinasi virus dengan mempelajari siklus hidup virus, termasuk cara virus beroperasi di dalam inangnya. Para peneliti belum mengidentifikasi kultur sel inang, atau hewan, yang dapat terinfeksi untuk tujuan penelitian. Menciptakan kembali habitat alami virus dengan menginfeksi sel hati manusia di bawah kondisi laboratorium terbukti sangat sulit.

Para peneliti, bagaimanapun, terus bekerja pada vaksinasi hepatitis C. Beberapa vaksinasi hepatitis C yang berpotensi berguna saat ini sedang menjalani uji klinis.