Apa itu Transferin?

Transferin adalah protein plasma darah yang ditemukan pada manusia. Fungsi utama protein ini adalah mengantarkan ion besi ke berbagai bagian tubuh. Transferin adalah jenis glikoprotein yang secara efektif memungkinkan besi untuk mengelompok bersama-sama erat. Dengan demikian, itu adalah bagian penting dari tubuh manusia yang sebagian besar bertanggung jawab untuk semua distribusi zat besi.
Ketika protein plasma darah bersentuhan dengan reseptor transferin, ditemukan di permukaan sel, protein menempel pada reseptor. Akibatnya, besi dikirim ke reseptor. Sebagian besar protein plasma darah yang terletak di dalam tubuh ini berasal dari hati. Namun, bagian tubuh lainnya, termasuk otak, juga memproduksi protein ini.

Jika ketidakseimbangan transferin terjadi dalam diri manusia, konsekuensi dari ketidakseimbangan ini seringkali mengerikan. Orang yang memiliki peningkatan jumlah transferin sering menderita anemia defisiensi besi. Mereka yang memiliki kadar protein ini lebih rendah cenderung menderita kekurangan protein. Baik kadar zat besi yang tinggi maupun yang rendah biasanya dapat dilawan dengan meminum obat yang diresepkan. Jika tidak diobati, kondisi ini bisa serius, dan terkadang bahkan fatal.

Untuk mendeteksi kadar zat besi dalam tubuh, tes reseptor transferin diberikan. Tes ini akan menentukan apakah pasien menderita kadar zat besi rendah atau tinggi. Tes ini hanya dilakukan jika dokter mencurigai bahwa pasien mungkin menderita ketidakseimbangan zat besi. Kelelahan, kelemahan, sakit kepala, pusing, dan kesulitan berkonsentrasi adalah gejala bahwa kadar zat besi mungkin tidak seimbang dengan baik. Siapa pun yang mengalami gejala-gejala ini harus segera berkonsultasi dengan dokter medis. Lebih sering daripada tidak, ketidakseimbangan zat besi disebabkan oleh pola makan yang tidak tepat.

Saat ini, para ilmuwan sedang bereksperimen dengan manipulasi sel-sel protein ini dengan harapan bahwa sel-sel protein tambahan akan membantu memerangi tumor kanker. Selain itu, beberapa ilmuwan percaya bahwa kekurangan zat besi mungkin terkait dengan penyakit lain seperti Penyakit Parkinson dan depresi klinis. Jelas, transferin jauh lebih dari sekadar protein plasma darah. Ketika protein ini berkurang atau meningkat, manusia dapat menderita sejumlah penyakit yang berbeda. Orang yang mengonsumsi makanan vegetarian, vegan, atau junk food harus memeriksakan kadar zat besinya secara teratur. Mengubah kadar zat besi dalam tubuh mudah dilakukan, tetapi hanya jika masalah terdeteksi sejak awal.