Imunogenisitas adalah ukuran sifat apa pun yang dimiliki oleh suatu zat yang memungkinkan zat tersebut memicu respons sistem kekebalan baik dalam bentuk kehidupan manusia atau hewan. Zat yang memicu respons dari sistem kekebalan bentuk biologis mungkin berupa antigen atau epitop. Biasanya, imunogenisitas diukur untuk makanan, cairan, dan obat-obatan yang dirancang untuk menghasilkan respons sistem kekebalan yang sangat spesifik.
Zat asing mungkin dirancang atau direkayasa untuk imunogenisitas, seperti obat-obatan tertentu. Zat ini dapat mengandalkan antigen, atau molekul yang memicu produksi antibodi organisme yang digunakan untuk melawan infeksi. Lebih khusus lagi, antigen menggunakan epitop, yang merupakan komponen antigen apa pun yang dikenali dan ditanggapi oleh sistem kekebalan organisme, sehingga menimbulkan respons dari sistem kekebalan.
Imunogenisitas obat mempengaruhi seberapa baik obat itu menguntungkan organisme. Ketika suatu obat tidak terlalu imunogenik, obat itu mungkin tidak cukup kuat untuk melindungi tubuh terhadap infeksi yang ada atau yang mungkin terjadi. Beberapa faktor dapat mempengaruhi potensi obat, seperti bagaimana obat diberikan kepada organisme, struktur dan ketahanan sistem kekebalan organisme individu dan bahkan ukuran molekul yang menyusun obat.
Efek imunogenisitas suatu zat secara langsung dipengaruhi oleh paratop organisme. Paratop adalah komponen antibodi yang mengenali epitop. Biasanya, paratopes hanya ditemukan pada komponen tertentu dari sistem kekebalan suatu organisme, seperti pada sel T, antibodi, dan sel B. Respon imunogenik yang dipicu dalam sel-sel ini memungkinkan mereka untuk secara efektif melawan berbagai jenis infeksi, melindungi kesehatan organisme secara keseluruhan.
Protein cenderung memiliki tingkat imunogenisitas yang lebih tinggi daripada kebanyakan zat lain. Polisakarida juga dapat menghasilkan respon sistem kekebalan pada organisme, meskipun secara umum mereka tidak memiliki tingkat imunogenisitas yang sama dengan protein. Ini berarti bahwa lemak dan asam nukleat yang digunakan dalam pengobatan harus terikat pada protein atau polisakarida sehingga dapat menghasilkan respon imun pada suatu organisme.
Para peneliti telah mengembangkan metodologi untuk menilai imunogenisitas struktur protein yang berbeda. Skor yang berbeda dibagi ke dalam kelas, yang mengungkapkan seberapa besar kemungkinan berbagai jenis struktur protein akan membangkitkan respons sistem kekebalan. Perusahaan farmasi, peneliti, dan lainnya dapat menganalisis struktur protein obat yang berbeda, dan berdasarkan kelas struktur tersebut serta kepadatan struktur dalam obat, membuat tebakan terpelajar tentang potensi obat sebelum mengujinya pada organisme hidup.