Beberapa gejala syok septik yang paling umum termasuk demam, tekanan darah rendah, dan lesu, juga dikenal sebagai sujud. Selain itu, gejala syok septik lainnya dapat berupa kegagalan organ dan oliguria, yaitu penurunan produksi urin. Perubahan kesadaran, hiperventilasi, dan berkurangnya aliran darah di organ, juga dikenal sebagai hipoperfusi, juga merupakan gejala. Orang yang berbeda mungkin memiliki gejala syok septik yang berbeda. Faktanya, pada mereka yang sangat muda atau tua, hipotensi, hipoperfusi, dan hiperventilasi seringkali merupakan satu-satunya gejala syok septik yang ditunjukkan.
Demam adalah salah satu gejala awal syok septik. Kenaikan suhu tubuh secara tiba-tiba dapat mengindikasikan adanya infeksi. Sering kali, dokter melihat suhu 101 derajat Fahrenheit (38.3 derajat Celcius) atau lebih tinggi sebagai penyebab kekhawatiran. Bentuk awal syok septik lainnya juga dapat mencakup gejala seperti mual, kedinginan, muntah, dan diare. Pada titik ini, dokter dapat memilih untuk mengobati kondisi secara agresif karena saat kondisinya memburuk, gejalanya juga dapat memburuk.
Gejala syok septik yang lebih parah mungkin termasuk tanda-tanda kegagalan organ. Misalnya, oliguria bisa menjadi tanda gagal ginjal. Jika ginjal tidak menyaring racun, racun tersebut dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan masalah. Untuk mengukur keluaran urin dengan benar, dokter akan sering memasukkan kateter ke dalam pasien.
Hipotensi dan hipoperfusi adalah dua gejala lainnya. Seseorang dengan hipotensi, atau tekanan darah rendah, mungkin tidak memasok cukup darah ke organ mereka. Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan organ. Hipoperfusi, pengurangan aliran darah melalui organ, juga dapat menyebabkan kegagalan organ. Baik hipotensi maupun hipoperfusi bisa sangat merusak jika otak tidak mendapat suplai darah dengan benar.
Hipotensi atau hipoperfusi di otak dapat mengurangi aliran darah dan menyebabkan gagal otak. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala syok septik lainnya seperti kebingungan, perubahan kewaspadaan, atau kehilangan kesadaran. Sujud, atau lesu, juga bisa menjadi tanda bahwa otak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Pada pasien tua dan sangat muda, hipotensi dan hipoperfusi juga dapat disertai dengan hiperventilasi. Hiperventilasi, atau pernapasan berlebihan, dapat menyebabkan alkalosis respiratorik, suatu kondisi yang tidak mengancam jiwa yang ditandai dengan kadar karbon dioksida yang rendah dalam darah.