Apa Hubungan antara Delusi dan Halusinasi?

Ada banyak hubungan antara delusi dan halusinasi. Pada penyakit tertentu, kedua masalah ini muncul bersamaan, tetapi biasanya penting untuk membedakan antara delusi dan halusinasi saat menentukan sumber masalahnya. Delusi muncul ketika sinyal yang ada disalahartikan, dan mereka dapat disebabkan oleh berbagai kondisi mental atau obat-obatan. Halusinasi juga memiliki banyak penyebab, tetapi sama sekali tidak terkait dengan rangsangan apa pun. Menangani halusinasi dan delusi sering kali melibatkan perawatan yang serupa, tetapi strategi khusus yang digunakan untuk keduanya terkadang sedikit berbeda.

Beberapa gangguan dapat menyebabkan delusi dan halusinasi, termasuk skizofrenia dan penyakit Alzheimer. Dalam kebanyakan kasus, halusinasi sejati disebabkan oleh gangguan psikotik, dan delusi disebabkan oleh berbagai masalah yang lebih luas. Kadang-kadang sulit untuk mengatakan apakah suatu gejala adalah delusi atau halusinasi karena stimulus mungkin tidak jelas baik bagi pasien atau orang-orang di sekitarnya.

Mendapatkan ke akar hubungan antara delusi dan halusinasi lebih sulit. Masalah-masalah ini sering menanggapi pengobatan serupa, meskipun terapi yang digunakan untuk mengobati satu atau yang lain mungkin berbeda. Orang sering bereaksi dengan cara yang mirip dengan delusi dan halusinasi, dan reaksi mungkin termasuk ketakutan, frustrasi atau bahkan kekerasan. Kedua masalah tersebut dapat sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang, bukan hanya karena masalah tersebut mewakili malfungsi di otak, tetapi juga karena dapat menyebabkan individu tersebut bertindak berdasarkan informasi yang salah.

Isi delusi seringkali sangat berbeda dari halusinasi. Delusi mungkin membuat seseorang percaya bahwa dia sedang dianiaya atau bahwa ada pesan rahasia di media massa yang ditujukan secara khusus kepada orang yang mengalami delusi. Halusinasi mungkin tidak mengancam, meskipun sering terjadi dalam bentuk yang menakutkan. Umumnya, halusinasi pendengaran lebih umum daripada jenis lainnya, dan mereka mungkin termasuk suara. Hal ini memudahkan untuk mengidentifikasi halusinasi, karena suara-suara tersebut tidak dianggap sebagai pikiran orang itu sendiri.

Mengobati delusi dan halusinasi keduanya bergantung pada mendiagnosis gangguan mendasar yang menyebabkan masalah dan menggunakan perawatan yang sesuai dengan gangguan itu. Ini sering melibatkan obat-obatan, tetapi ketika delusi disebabkan oleh penggunaan narkoba, masalahnya mungkin diselesaikan dengan tidak menggunakan obat-obatan. Terapi untuk dua masalah ini bisa berbeda karena, dengan delusi, seseorang harus belajar memahami rangsangan secara berbeda, dan dengan halusinasi, seseorang harus menentukan apakah sesuatu itu nyata. Keduanya bisa sulit dipecahkan ketika orang tersebut tidak mengenali rangsangan itu sebagai salah.