Apa Gejala Penarikan Heroin yang Paling Umum?

Gejala putus heroin telah terkenal didramatisasi di banyak film dan serial televisi, membuat mereka akrab bagi banyak orang. Meskipun biasanya tidak mengancam jiwa, penarikan dari heroin dan opiat lainnya bisa menyakitkan dan tidak menyenangkan, yang membuat orang sulit untuk melepaskan ketergantungan obat mereka. Ada sejumlah teknik yang dapat digunakan untuk mengelola penarikan heroin, termasuk perawatan jangka panjang untuk mantan pecandu yang dirancang untuk mencegah mereka kembali menggunakan heroin.

Gejala putus heroin dapat muncul secepat beberapa jam setelah dosis terakhir obat, dan biasanya memuncak antara 48 dan 72 jam setelah dosis terakhir. Dalam seminggu, penarikan harus mereda, meskipun pasien mungkin mengalami beberapa kelemahan dan rasa sakit yang tersisa. Sementara ketergantungan fisik pasien pada obat mungkin berakhir pada saat ini, ia biasanya masih memiliki ketergantungan psikologis, berkat fakta bahwa obat secara fundamental mengubah kimia otak.

Gejala penarikan heroin yang umum meliputi: mual, muntah, diare, kedinginan, pilek, merinding, berkeringat, air mata, insomnia, nyeri dan nyeri pada otot dan persendian, kegelisahan yang ekstrem, menguap, kram perut, dan pupil melebar. Banyak pasien juga mengalami gejala psikologis termasuk kecemasan dan depresi, dengan keinginan yang parah untuk obat. Mereka juga dapat mengalami kejang otot di kaki yang menyebabkan mereka menendang.

Karena keinginan untuk heroin dapat menjadi intens selama detoksifikasi heroin, banyak spesialis ketergantungan obat merekomendasikan bahwa orang memiliki perusahaan ketika mereka mencoba untuk menghentikan kebiasaan heroin. Klinik dan rumah sakit tersedia untuk orang-orang yang lebih memilih pengawasan medis yang ketat, dan situs-situs ini memiliki manfaat tambahan untuk mengeluarkan pecandu dari lingkungan normalnya, yang dapat membuat keinginan mengidam berkurang. Situs-situs ini juga menawarkan lebih banyak pilihan pengobatan untuk gejala putus heroin.

Obat-obatan dapat digunakan untuk mengelola gejala putus heroin, meningkatkan kenyamanan pasien. Ini termasuk obat anti-kecemasan, obat untuk mengatasi nyeri otot dan kejang, obat anti-mual, dan obat lain untuk mengatasi gejala individu. Perawatan medis biasanya dipasangkan dengan terapi psikologis dan perilaku yang dirancang untuk mendukung pecandu melalui proses penarikan.

Setiap pasien berbeda, yang berarti bahwa tidak semua orang mengalami gejala putus heroin yang sama, dan teknik yang membantu satu pecandu berhenti mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Melihat spesialis dapat membantu seseorang membuat program pengobatan yang efektif yang akan meningkatkan peluang keberhasilan. Banyak spesialis menekankan bahwa kecanduan hanya dapat dikelola dan diobati, bukan disembuhkan, sebagai pengingat bahwa kecanduan adalah masalah seumur hidup yang tidak berakhir dengan penghentian penggunaan narkoba.