Sekuensing DNA adalah kumpulan metode ilmiah untuk menentukan urutan basa nukleotida dalam molekul DNA. Semua organisme hidup memiliki DNA (asam deoksiribonukleat) di setiap selnya. Setiap sel dalam suatu organisme berisi kode genetik untuk seluruh organisme. Proses pengurutan DNA mengubah DNA dari organisme tertentu ke dalam format yang dapat digunakan oleh para peneliti untuk studi dasar proses biologis, penelitian medis, dan forensik.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam sekuensing DNA. Metode pertama dikembangkan pada 1970-an, dan sangat melelahkan dan memakan waktu. Reaksi sekuensing yang paling populer dan umum digunakan saat ini adalah sekuensing dideoksinukleotida, yang dapat dilakukan dengan tangan atau mesin, tergantung pada jumlah bahan yang akan diurutkan.
Jumlah materi genetik dalam suatu organisme sangat bervariasi dan diukur dengan jumlah basa nukleotida yang dikandungnya. Misalnya, virus atau bakteri mungkin memiliki sedikitnya lima ribu basa, sedangkan genom manusia mengandung sekitar tiga miliar basa. Metode sekuensing dideoksinukleotida dari sekuensing DNA dapat mengurutkan banyak genom dalam hitungan hari, dan genom besar dalam hitungan tahun, bukan dekade.
Ada empat tahap dalam sekuensing DNA. Pertama DNA harus dikeluarkan dari sel. Kemudian mengalami reaksi sekuensing. Selanjutnya, DNA dipisahkan berdasarkan ukuran, dan akhirnya dianalisis oleh komputer yang menempatkan hasilnya ke dalam format yang dapat digunakan.
Langkah pertama dalam pengurutan DNA adalah mengeluarkan DNA dari sel. Ini dapat dilakukan secara mekanis atau kimia. DNA datang dalam dua untai, tetapi hanya satu untai yang dapat diurutkan pada satu waktu.
Setelah DNA dipecah, itu diletakkan pada vektor, yang merupakan sel yang akan menggandakan diri tanpa batas, bersama dengan primer, yang merupakan bahan kimia yang memulai proses. Ini menciptakan klon DNA organisme yang sedang diurutkan. Reaksi sekuensing menggunakan primer untuk memulai proses kimia mereproduksi untai DNA kedua. Sekuensing dilakukan dalam siklus termal sehingga reaksi diulang berkali-kali. Mengulangi hasil reaksi dalam hasil yang lebih besar dari DNA sekuens.
Setelah pengurutan, DNA diurutkan berdasarkan ukuran dengan elektroforesis kapiler. DNA ditarik oleh arus listrik melalui gel di kapiler, yang merupakan tabung kaca yang sangat tipis. Untaian DNA muncul diurutkan berdasarkan panjangnya. Saat mereka keluar dari kapiler, mereka melewati laser yang mengaktifkan pewarna yang mengidentifikasi basa nukleotida. Informasi ini dimasukkan ke dalam komputer, yang kemudian menampilkan urutan DNA di layar.