Apa itu Glioma Batang Otak?

Glioma batang otak adalah tumor yang terjadi di batang otak. Hal ini paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja di bawah usia 20 tahun, tetapi mereka juga terjadi pada orang dewasa antara usia 30 dan 40 tahun. Tumor ini tumbuh cepat, sangat agresif dan sulit diobati. Prognosis bervariasi tergantung pada lokasi tumor.
Tumor ini dapat terjadi di tiga bagian otak. Beberapa tumor glioma batang otak terjadi di otak tengah, yang terletak jauh di tengah otak. Lainnya terjadi pada pons, yang merupakan bagian tepat di bawah otak tengah. Medula oblongata, yang ditemukan di antara pons dan sumsum tulang belakang, juga rentan terhadap glioma.

Kebanyakan tumor batang otak terjadi pada pons. Tumor ini, yang disebut glioma pontine, mempengaruhi saraf dan otot di sekitar wajah. Hal ini menyebabkan masalah seperti penglihatan ganda dan dapat menyulitkan pasien untuk mengunyah atau menelan makanan. Saat tumor tumbuh, pasien mungkin juga mengalami masalah berjalan atau merasa lemah pada anggota badan.

Tergantung pada lokasi glioma batang otak, pasien mungkin juga mengalami hidrosefalus, yaitu suatu kondisi di mana cairan serebrospinal menumpuk di otak. Orang yang memiliki kondisi ini mungkin sering menderita sakit kepala, kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan, dan sakit perut. Pasien mungkin juga mengeluh bahwa mereka tidak dapat merasakan satu sisi wajah mereka, atau setengah dari wajah mereka mungkin tampak terkulai.

Dokter mendiagnosis tumor glioma batang otak dengan melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). Tes non-invasif ini memungkinkan mereka untuk melihat ke dalam otak untuk mengetahui keberadaan tumor. Mereka mungkin juga menggunakan pemindaian computed tomography (CT), meskipun tes ini seringkali tidak seakurat MRI.

Pasien yang memiliki glioma batang otak memiliki pilihan terbatas dalam hal pengobatan. Tumor terletak di bagian otak yang sensitif dan cenderung menyebar dengan cepat ke seluruh area, sehingga dokter sering kali tidak dapat melakukan operasi. Radioterapi juga merupakan pilihan yang berisiko, karena dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada batang otak.

Terlepas dari risikonya, radioterapi adalah metode pengobatan yang lebih disukai, karena tumor glioma batang otak umumnya merespon lebih baik terhadap radioterapi daripada kemoterapi. Beberapa dokter juga meresepkan obat untuk mengontrol gejala sekunder. Kortikosteroid mengurangi peradangan, dan obat-obatan lain – seperti deksametason – dapat mengontrol pembengkakan.
Pasien yang memiliki glioma pons, atau tumor pada pons, biasanya tidak hidup lebih lama dari setahun setelah diagnosis. Kemungkinan selamat dari glioma meduler atau otak tengah jauh lebih tinggi. Pasien memiliki sekitar 65-90 persen kemungkinan bertahan hidup jangka panjang ketika diobati dengan terapi radiasi.